Senin, 24 Februari 2014

Kisah Pemuda Tampan Yang Menolak diajak Berzina

Kisah Pemuda Tampan Yang Menolak diajak Berzina

Ada seorang pemuda yang pekerjaannya menjual kain. Setiap hari dia memikul kain-kain dagangannya dan berkeliling dari rumah ke rumah. Pemuda ini memiliki wajah yang sangat tampan dan bertubuh tegap sehingga setiap orang yang melihatnya pasti menyukainya.

Pada suatu hari ketika ia sedang menawarkan barang dagangannya, tiba-tiba ada seorang wanita yang melihatnya. Begitu melihat pemuda tersebut wanita itupun terpesona dan dia mempersilahkan pemuda tersebut masuk kedalam rumahnya. Timbullah rasa cinta yang begitu besar dalam hati wanita tersebut. Lalu si wanita itu berkata: ''Aku memang memanggilmu tidak untuk membeli daganganmu, tetapi aku memanggilmu karena kecintaanku kepadamu. Dan di rumah ini sekarang sedang kosong''. Selanjutnya wanita tersebut membujuk dan merayunya agar mau berbuat ''sesuatu'' dengan dirinya. Pemuda itu menolak, bahkan dia mengingatkan si wanita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menakut-nakutinya dengan adzab yang pedih disisi-Nya.
Tetapi sayang nasihat itu tidak membuatnya takut bahkan semakin bertambah hasratnya pada pemuda tersebut. Akhirnya, karena si pemuda itu tidak mau melakukan yang haram, maka wanita itu mengancamnya dengan berkata: ''Bila engkau tidak mau menuruti perintahku, aku akan berteriak kepada semua orang dan akan aku katakan kepada mereka, bahwa engkau telah masuk ke dalam rumahku dan ingin merenggut kesucianku.

Dan mereka akan mempercayaiku karena engkau telah berada dalam rumahku, dan sama sekali tidak mencurigaiku.'' Setelah si pemuda itu melihat betapa si wanita itu terlalu memaksanya untuk mengikuti keinginannya berbuat dosa akhirnya dia berkata: ''Baiklah, tapi apakah engkau mengizinkanku untuk kekamar mandi agar bisa membersihkan diri dulu?'' Betapa gembiranya wanita itu mendengar jawaban ini, dia mengira bahwa keinginannya sebentar lagi akan terpenuhi. Dengan penuh semangat dia menjawab: “Bagaimana tidak, wahai kekasihku, ini adalah sebuah ide yang bagus.''

Kemudian masuklah si pemuda ke kamar mandi, sementara tubuhnya gemetar karena takut dirinya akan terjerumus dalam kubangan maksiat. Sebab, wanita itu adalah perangkap syaitan dan tidak ada seorang laki-laki yang menyendiri bersama seorang wanita kecuali syaitan akan menjadi pihak ketiga. ''Ya Allah, apa yang harus kuperbuat? berilah aku petunjuk-Mu, Wahai Zat yang dapat memberi petunjuk bagi orang-orang yang sedang kebingungan.''

Tiba-tiba timbullah ide dalam benaknya. ''Aku tahu benar, bahwa termasuk salah satu kelompok yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan saat itu kecuali naungan-Nya adalah seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh wanita yang mempunyai kedudukan tinggi dan berwajah cantik''. Kemudian dia berkata ''Aku takut kepada Allah'' Dan aku yakin bahwa orang yang meninggalkan sesuatu karena takut kepada-Nya pasti akan mendapat ganti yang lebih baik dan seringkali satu keinginan syahwat itu akan melahirkan penyesalan seumur hidup. Apa yang akan aku dapatkan dari perbuatan maksiat ini selain Allah akan mengangkat cahaya dan nikmatnya iman dari hatiku...tidak..tidak..aku tidak akan mengerjakan perbuatan yang haram...

Tapi apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus melemparkan diri dari jendela ini? Tidak bisa, jendela ini tertutup rapat sekali, kalau begitu aku akan mengolesi tubuhku dengan kotoran yang ada di WC ini, dengan harapan bila nanti dia melihatku dalam keadaan begini dia akan jijik dan membiarkan aku pergi.'' Ternyata memang benar, ia mengerjakan ide tersebut, dia mulai mengolesi tubuhnya dengan kotoran-kotoran itu. Memang menjijikan, sambil menangis dia berkata ''Ya Rabbi, perasaan takutku kepada-Mu itulah yang mendorongku melakukan hal ini. Karena itu karunikanlah kepadaku kebaikan sebagai gantinya.''

Kemudian ia keluar, tatkala wanita itu melihat pemuda tersebut dalam keadaan demikian, si wanita itu berteriak: ''Keluar kau, hai orang gila!'' Dia pun cepat-cepat keluar sambil membawa barang dagangannya. Sementara orang-orang di jalan tertawa melihatnya. Setibanya dirumah ia bernafas lega. Lalu meninggalkan pakaiannya, mandi dengan sebersih-bersihnya.

Kemudian apa yang terjadi? Adakah Allah akan membiarkan hamba-Nya begitu saja? Ternyata setelah ia selesai dari mandi Allah memberikan karunia yang besar untuk dirinya. Allah memberikan untuknya aroma yang harum semerbak yang tercium dari tubuhnya. Semua orang dapat mencium aroma tersebut dari jarak beberapa meter. Sampai akhirnya ia mendapat julukan ''AL-MISKI'' (yang harum seperti kesturi).

Masya Allah, Allah telah mengganti bau kotoran yang dapat hilang dengan sekejap dengan aroma kesturi yang tercium sepenjang masa. Ketika ia meninggal dan dikuburkan, mereka tulis diatas kuburannya ''inilah kuburan Al-Miski'' dan banyak orang yang menziarahinya.
BACA ARTIKEL TERBAIK LAINYA 
BACA DISINI

Sumber: ”Kisah-kisah Nyata Tentang Nabi, Rasul, Sahabat, tabiin, Orang-orang
Dahulu Syaikh Ibrahim AlHazimi, Darul Haq, Jakarta.

Rabu, 19 Februari 2014

Nasehat Hikmah top

Nasehat Hikmah top

Bukan rejeki yang seret , mungkin sedekah kita yang masih seret.

Bukan nikmat yang kurang , munkin syukur kita yang masih kurang.

Bukan cinta yang salah , mungkin pemahaman kita tentang cinta yang salah.

Bukan jodoh yang tidak ada , mungkin kepantasan kita yang belum ada.

Bukan relasi yang tidak ada , mungkin integritas kita yang belum ada.

Bukan masa depan yang suram , mungkin optimisme kita yang masih suram.

Bukan keberhasilan yang tidak ada , mungkin keyakinan kita yang tidak ada.

Bukan hasil yang perlu dipertanyakan , mungkin kegigihan kita yang perlu dipertanyakan.

Bukan nasib yang begitu-begitu saja , mungkin ilmu kita yang masih begitu-begitu saja...

Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya...


BACA ARTIKEL TERBAIK LAINYA
BACA DISINI

Senin, 17 Februari 2014

Macam-macam Jurusan di SMK

Macam-macam Jurusan di SMK

 Bagi adik-adik yang ingin bersekolah di SMK dan tidak tahu jurusan-jurusan apa saja yang ada di SMK... semoga postingan ini bermafaat ya ^_^
BACA ARTIKEL TERBAIK LAINYA
BACA DISINI 

I Sampai X

I. TEKNIK BANGUNAN GEDUNG

001. Teknik Konstruksi Baja
002. Teknik Konstruksi Kayu
003. Teknik Batu & Beton
004. Teknik Pekerjaan Finishing
005. Teknik Gambar Bangunan
006. Teknik Plumbing & Sanitasi
007. Manajemen Properti
008. Teknik Furnitur
009. Interior Dekorator


II. TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

010. Teknik Survei & Pemetaan


III. TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

011. Teknik Transmisi Tenaga Listrik
012. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik
013. Teknik Pemanfaatan Tenaga Lustrik
014. Teknik Distribusi Tenaga Listrik
015. Teknik Otomasi

IV. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

016. Rekayasa Perangkat Lunak
017. Teknik Komputer & Jaringan
018. Multimedia


V. TEKNOLOGI BROADCASTING

019. Teknik Siaran Radio
020. Teknik Siaran Televisi
021. Broadcasting Radio
022. Broadcasting Televisi
023. Periklanan

VI. TEKNIK ELEKTRONIKA

024. Teknik Audio-Video
025. Teknik Elektronika Industri
026. Teknik Mekatronika

VII. TEKNIK PENDINGIN & TATA UDARA
Spoiler for cek: 
027. Teknik Pendingin & Tata Udara

VIII. TEKNIK PEMESINAN
028. Teknik Mesin Produksi
029. Teknik Pengelasan
030. Teknik Fabrikasi Logam
031. Teknik Gambar Mesin
032. Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
033. Teknik Pengecoran Logam

IX. TEKNIK OTOMOTIF

034. Kendaraan Ringan
035. Sepeda Motor Kecil & Besar
036. Perbaikan Bodi & Cat
037. Teknik Alat Berat
038. Ototronik

X. BISNIS DAN MANAJEMEN

039. Administrasi Perkantoran
040. Akuntansi
041. Pemasaran
042. Perbankan
043. Asuransi
044. Usaha Kecil Menengah

XI Sampai XX

XI. PARIWISATA
045. Usaha Jasa Pariwisata
046. Akomodasi Perhotelan

XII. TATA BOGA

047. Jasa Boga
048. Patiseri

XIII. TATA KECANTIKAN

049. Tata Kecantikan Kulit
050. Tata Kecantikan Rambut
051. Terapi Spa & Kebugaran

XIV. TATA BUSANA

052. Tata Busana
053. Garmen

XV. PEKERJAAN SOSIAL

054. Pekerjaan Sosial

XVI. AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN

055. Budidaya Tanaman Pangan
056. Budidaya Tanaman Sayuran
057. Budidaya Tanaman Hias
058. Budidaya Tanaman Buah
059. Budidaya Tanaman Perkebunan
060. Perbenihan Tanaman

XVII. AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK

061. Agribisnis Ternak Ruminansia
062. Agribisnis Ternak Unggas
063. Agribisnis Aneka Ternak

XVIII. AGRIBISNIS PRODUKSI PERAIRAN

064. Agribisnis Ikan Air Tawar
065. Agribisnis Ikan Air Laut
066. Agribisnis Ikan Air Payau
067. Budidaya Rumput Laut

XIX. AGROINDUSTRI PERTANIAN

068. Pengelolaan Hasil Pertanian Pangan
069. Pengelolaan Hasil Pertanian Non Pangan
070. Pengawasan Mutu

XX. SENI RUPA

071. Seni Murni
072. Desain Komunikasi Grafis
073. Animasi

XXI Sampai XXX


XXI. KERAJINAN

074. Kria Tekstil
075. Kria Kulit
076. Kria Keramik
077. Kria Logam
078. Kria Kayu

XXII. SENI PERTUNJUKAN

079. Seni Musik Klasik
080. Seni Musik Non Klasik
081. Seni Tari
082. Seni Karawitan
083. Seni Pedalangan
084. Seni Teater
Quote:
XXIII. TEKNOLOGI PESAWAT UDARA

085. Air Frame & Power Plant
086. Mechanic Repair
087. Electrical Avionic

XXIV. TEKNIK PERKAPALAN

088. Pembangunan & Perbaikan Kapal Baja
089. Teknologi Las Kapal
090. Instalasi Pemesinan Kapal
091. Listrik Kapal
092. Gambar Rancang Bangun
093. Bangunan Kapal Non Baja
094. Interior Kapal

XXV. TEKNOLOGI TEKSTIL

095. Teknik Pemintalan Filament
096. Teknik Pemintalan Stapel
097. Teknologi Pembuatan Kain
098. Teknologi Pencelupan
099. Teknologi Pencapan

XXVI. GRAFIKA

100. Produksi Grafika
101. Persiapan Grafika

XXVII. GEOLOGI PERTAMBANGAN

102. Geologi Pertambangan

XXVIII. INSTRUMENTASI INDUSTRI

103. Kontrol Proses
104. Kontrol Mekanik
105. Instrumentasi Logam & Gelas

XXIX. KIMIA

106. Kimia Industri
107. Analis Kimia

XXX. PELAYARAN

108. Nautika Pelayaran Niaga
109. Teknika Pelayaran Niaga
110. Nautika Kapal Penangkap Ikan
111. Teknika Kapal Penangkap Ikan

XXXI Sampai XXXVIII

XXXI. TELEKOMUNIKASI

112. Teknik Transmisi
113. Teknik Suitsing
114. Teknik Jaringan Akses

XXXII. KESEHATAN

115. Keperawatan
116. Keperawatan Gigi
117. Analis Kesehatan
118. Farmasi
119. Farmasi Industri

XXXIII. KEHUTANAN

120. Pengolahan Hutan

XXXIV. AGRO TEKNIK

121. Teknik Tanah & Air
122. Teknik Alat & Mesin Pertanian

XXXV. KESEHATAN HEWAN
Spoiler for cek: 
123. Kesehatan Hewan

XXXVI. TEKNOLOGI

124. Teknologi Pengolahan Sampah & Limbah
125. Teknologi Biofuel

XXXVII. TEKNOLOGI INDUSTRI

126. Teknik & Manajemen Industri
127. Teknik & Manajemen Pergudangan
128. Teknik & Manajemen Transportasi

XXXVIII. TEKNIK PERMINYAKAN

129. Teknik Produksi
130. Teknik Pemboran
131. Teknik Pengolahan Migas & Petro Kimia

atau anda ingin membaca
Cerpen Cinta Dalam Pernikahan
Dialog Kyai Dengan Pemuda Atheis
Cerpen Ketika Cinta Berbuah Surga
Kumpulan Lagu penghilang Galau
Apa itu Romantis ?
Filosofi Matematika




sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016298395/38-bidang-keahlian--131-program-keahlian-smk

Kamis, 13 Februari 2014

Kisah Kecerdikan Abu Ja'far Al-Manshur

Kisah Kecerdikan Abu Ja'far Al-Manshur

Suatu ketika Abu Ja'far, 'Abdullah bin Manshur, seorang khalifah, sedang duduk-duduk di salah satu kubah kota al-Manshur di 'Iraq. Tiba-tiba dia melihat seorang laki-laki yang sedang sedih dan bolak-balik ke sana- kemari di sepanjang jalan. Lalu dia mengirimkan utusan untuk menemuinya dan menanyakan kondisinya. Maka orang tersebut menceritakan bahwa pernah suatu hari dia pergi berbisnis dan mendapatkan keuntungan yang besar sekali.

BACA ARTIKEL TERBAIK LAINYA
BACA DISINI
Setelah itu, dia kembali membawa hasil keuntungan tersebut kepada sang isteri dan menyerahkan semua uang dinar kepadanya. Namun kemudian, kisahya, isterinya tersebut mengatakan kepadanya bahwa semua uang tersebut telah dicuri orang dari rumah, padahal setelah dia meneliti, tidak ada satupun bekas lobang atau sesuatu yang terbongkar di rumahnya. Lantas berkatalah al-Manshur kepadanya, "Sejak kapan kamu menikah dengannya?" "Setahun yang lalu." Jawabnya "Saat kamu nikahi, dia masih perawan atau sudah janda?", tanyanya lagi "Sudah janda." Jawabnya "Masih muda atau sudah berumur?." Tanya al-Manshur lagi "Masih muda." Jawabnya pula Tak berapa lama kemudian, al-Manshur mengambil sebuah botol berisi parfum yang demikian semerbak aromanya seraya berkata kepada orang tersebut, "Pakailah ini, pasti akan hilang semua kegelisahanmu." Lalu orang itu mengambilnya dan membawanya pulang.

Setelah orang tersebut berlalu, al-Manshur berkata kepada para pengawal pilihannya, "Duduklah kalian di dekat pintu-pintu masuk kota ini. Siapa saja yang melintasi kalian dan tercium dari tubuhnya semerbak aroma parfum tadi, maka bawalah dia kemari.!!" Sementara orang tadi sudah sampai di rumahnya dan segera menyerahkan parfum tersebut kepada sang isteri sembari berkata, "Ini ada parfum bagus, hadiah dari Amirul Mukminin!." Tatkala menciumnya, sang isteri ini demikian takjub dan terpikat dengannya, lalu sertamerta dia membawa parfum tersebut kepada seorang laki-laki, kekasih gelap yang dia cintai. Kepada orang inilah, dia menyerahkan semua uang dinar yang hilang itu. si perempuan ini berkata kepadanya, "Pakailah parfum yang bagus ini!." Tanpa rasa curiga dan pikir panjang lagi, kekasih gelapnya ini langsung memakainya, dan pergi melintasi sebagian pintu kota. Akhirnya, dari tubuhnya tersebut terciumlah semerbak aroma parfum sang khalifah itu. Karenanya, diapun kemudian diciduk oleh para pengawal istana dan dibawa menghadap al-Manshur.

Setibanya di istana, al-Manshur bertanya kepadanya, "Dari mana kamu dapatkan parfum ini?." Ternyata orang ini tidak dapat bersikap tenang dan terbata-bata di dalam menjawabnya. Melihat gelagat seperti ini, maka al-Manshur langsung menyerahkannya kepada polisi sembari memberikan titah, "Jika dia mau menghadirkan sekian dan sekian dinar yang dicurinya, maka ambillah darinya. Bila dia tidak mau, maka cambuklah dia seribu kali cambukan!!!." Tak lama kemudian, pakaiannya dilucuti untuk dicambuk sembari diancam, hingga akhirnya dia mengaku dan berjanji akan mengembalikan uang dinar yang dicurinya itu. Kemudian dia menghadirkan uang tersebut seperti sediakala, tidak kurang sepeserpun.

Setelah itu, al-Manshur diberitahu perihal tersebut, lantas si empunya uang dinar tersebut dipanggil lagi untuk menghadap. Ketika dia sudah datang, al-Manshur berkata kepadanya, "Bagaimana pendapatmu, bila aku berhasil mengembalikan semua uangmu yang hilang, apakah kamu setuju aku yang akan menjatuhkan vonis terhadap isterimu?." "Baiklah, wahai Amirul Mukminin." Katanya "Ini semua uang dinarmu tersebut dan aku juga telah menceraikan isterimu itu darimu.!" Kata Amirul Mukminin, al-Manshur. Setelah itu, sang khalifah yang cerdik ini mengisahkan kepada orang tersebut kronologis ceritanya.

Dialog Imam Syafi'i dan Pendengki

Dialog Imam Syafi'i dan Pendengki

Dihikayatkan
bahwa ada sebagian ulama terkemuka di Iraq yang merasa dengki dan iri
hati terhadap Imam asy-Syafi'i dan berupaya untuk menjatuhkannya. Hal
ini dikarenakan keunggulan Imam asy-Syafi'i atas mereka di dalam ilmu
dan hikmah, di samping karena beliau mendapatkan tempat yang khusus di
hati para penuntut ilmu sehingga mereka begitu antusias menghadiri
majlisnya saja dan merasa begitu puas dengan pendapat dan kapasitas
keilmuannya.




Karena itu, para pendengki tersebut bersepakat untuk
menjatuhkan Imam asy-Syafi'i. Caranya, mereka akan mengajukan beberapa
pertanyaan yang rumit dalam bentuk teka-teki untuk menguji
kecerdasannya dan seberapa dalam ilmunya di hadapan sang khalifah yang
baik, Harun ar-Rasyid.


Khalifah memang sangat menyukai Imam asy-Syafi'i dan banyak memujinya.


Setelah menyiapkan beberapa pertanyaan tersebut,
para pendengki tersebut memberitahu sang khalifah perihal keinginan
mereka untuk menguji Imam asy-Syafi'i. Sang khalifah pun hadir dan
mendengar langsung lontaran beberapa pertanyaan tersebut yang dijawab
oleh Imam asy-Syafi'i dengan begitu cerdas dan amat fasih.


Pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti berikut:


PERTANYAAN- 1


Para Pendengki (Selanjutnya disebut: PP) :

Apa pendapatmu mengenai seorang laki-laki yang menyembelih seekor
kambing di rumahnya, kemudian dia keluar sebentar untuk suatu keperluan
lalu kembali lagi seraya berkata kepada keluarganya, "Makanlah oleh
kalian kambing ini karena ia sudah haram bagiku.' Lalu dijawab oleh
keluarganya pula, "Ia juga haram bagi kami." (bagaimana hal ini bisa
terjadi.?-red.,)


Imam asy-Syafi'i (Selanjutnya disebut: IS):

Sesungguhnya orang ini dulunya seorang yang musyrik, menyembelih
kambing atas nama berhala, lalu keluar dari rumahnya untuk sebagian
keperluan lalu diberi hidayah oleh Allah sehingga masuk Islam, maka
kambing itu pun jadi haram baginya. Dan ketika mengetahui ia masuk
Islam, keluarganya pun masuk Islam sehingga kambing itu juga haram bagi
mereka.



PERTANYAAN �2

PP:


Ada dua orang Muslim yang berakal minum khamar, lalu salah satunya
diganjar hukum Hadd (dicambuk 80 kali-red.,) tetapi yang satunya tidak
diapa-apakan. (kenapa bisa demikian.?-red.,)


IS:

Sesungguhnya salah seorang di antara mereka berdua ini sudah baligh dan yang satunya lagi masih bocah (belum baligh).



PERTANYAAN-3

PP:


Ada lima orang menzinahi seorang wanita, lalu orang pertama divonis
bunuh, orang kedua dirajam (dilempar dengan batu hingga mati-red.,),
orang ketiga dikenai hukum hadd (cambuk seratus kali-red.,), orang
keempat hanya dikenai setengah hukum hadd sedangkan orang kelima
dibebaskan (tidak dikenai apa-apa). (Kenapa bisa demikian.?-red.,)


IS:Karena orang pertama tersebut telah menghalalkan zina sehingga
divonis murtad dan wajib dibunuh, orang kedua adalah seorang yang
Muhshan (sudah menikah), orang ketiga adalah seorang yang Ghairu
Muhshan (belum menikah), orang keempat adalah seorang budak sedangkan
orang kelima adalah seorang yang gila.


PERTANYAAN-4

PP:

Seorang laki-laki mengerjakan shalat, lalu tatkala memberi salam ke
kanan isterinya menjadi ditalak, tatkala memberi salam ke kiri batallah
shalatnya serta tatkala melihat ke langit, dia malah wajib membayar
1000 dirham. (kenapa bisa begitu.?-red.,)


IS:

Tatkala memberi salam ke kanan, ia melihat seseorang yang telah ia
nikahi isterinya saat dia menghilang (dalam pencarian), maka ketika ia
melihatnya (suami lama isterinya tersebut) sudah hadir, ditalaklah
isterinya tersebut dan tatkala menoleh ke arah kirinya, dia melihat ada
najis sehingga batallah shalatnya, lalu ketika menengadah ke langit,
dia melihat bulan sabit telah nampak di sana sementara ia punya hutang
sebesar 1000 dirham yang harus dibayarnya pada awal bulan begitu nampak
bulan sabit tersebut (karena dia harus membayar hutang tersebut pada
awal bulan hijriah-red.,).


PERTANYAAN-5

PP:
Ada seorang imam melakukan shalat bersama empat orang
jama'ah di masjid, lalu masuklah seorang laki-laki dan ikut melakukan
shalat di samping kanan sang imam. Tatkala imam memberi salam ke kanan
dan melihat orang tersebut, maka ia wajib dieksekusi mati sedangkan
empat orang yang bersamanya harus dihukum cambuk sedangkan masjid
tersebut wajib dihancurkan, (bagaimana bisa demikian.?-red.,)


IS:Sesungguhnya lelaki yang datang itu dulunya memiliki seorang
isteri, lalu dia bepergian dan meninggalkannya (mantan isterinya
tersebut) di rumah saudaranya lantas si imam ini membunuh saudaranya
tersebut dan mengklaim bahwa perempuan itu adalah isteri korban yang
dikawininya (padahal ia adalah saudara perempuan si korban-red.,)
lantas ke-empat orang yang melakukan shalat bersamanya itu bersaksi
atas hal itu (bersaksi dusta-red.,), sedangkan masjid tersebut dulunya
adalah rumah si korban (saudara laki-laki si wanita yang jadi
isterinya-red.,) lalu dijadikan oleh si imam sebagai masjid (sehingga
wajib dihancurkan-red.,).


PERTANYAAN- 6

PP:

Apa pendapatmu mengenai seorang laki-laki yang memiliki budak namun
melarikan diri, lalu orang ini berkata, "Dia bebas (merdeka) jika aku
makan, hingga aku menemukannya (alias: aku tidak akan makan hingga bisa
menemukannya dan bila aku ternyata makan sebelum menemukannya, maka
status budak tersebut adalah bebas/merdeka-red.,), bagaimana jalan
keluar baginya dari ucapannya tersebut?


IS:Ia hibahkan saja budak tersebut kepada sebagian anak-anaknya
kemudian dia makan, kemudian setelah itu ia menarik kembali hibahnya
tersebut.


PERTANYAAN- 7

PP:
Ada dua orang wanita bertemu dengan dua orang anak
laki-laki, lalu kedua wanita tersebut berkata, "Selamat datang wahai
kedua anak kami, kedua suami kami dan kedua anak dari kedua suami
kami." (bagaimana gambarannya?-red.,)


IS:Sesungguhnya kedua anak laki-laki itu adalah dua anak dari
masing-masing wanita tersebut, lalu masing-masing wanita itu menikah
dengan anak laki-laki temannya (kawin silang-red.,), maka jadilah kedua
anak laki-laki itu sebagai kedua anak mereka berdua, kedua suami mereka
berdua dan kedua anak dari kedua suami mereka.


PERTANYAAN- 8

PP:

Seorang laki-laki mengambil sebuah wadah air untuk minum, lalu dia
hanya bisa meminum separuhnya yang halal baginya sedangkan sisanya
menjadi haram baginya, (bagaimana bisa terjadi.?-red.,)


IS:Sesungguhnya laki-laki itu telah meminum separuh air di wadah,
lalu ketika meminum separuhnya lagi ia mengalami 'mimisan' sehingga
darah menetes ke wadah itu sehingga membuat darah bercampur dengan air.
Maka, jadilah ia (sisanya tersebut) haram baginya.


PERTANYAAN- 9

PP:

Ada seorang laki-laki memberi kantong yang terisi penuh dan telah
disegel kepada isterinya, lalu ia meminta kepada isterinya tersebut
untuk mengosongkan isinya dengan syarat tidak membuka, merobek,
menghancurkan segel atau membakarnya sebab bila ia melakukan salah satu
dari hal tersebut, maka ia ditalak. (apa yang harus dilakukan sang
isteri.?-red.,)


IS:

Sesungguhya kantong itu terisi penuh oleh gula atau garam sehingga apa
yang harus dilakukan wanita hanyalah mencelupkannya ke dalam air hingga
ia mencair sendiri.


PERTANYAAN- 10

PP:


Seorang laki-laki dan wanita melihat dua orang anak laki-laki di
jalan, lalu keduanya mencium kedua anak laki-laki tersebut. Dan tatkala
keduanya ditanyai mengenai tindakan mereka itu, si laki-laki itu
menjawab, "Ayahku adalah kakek dari kedua anak laki-laki itu dan
saudaraku adalah paman keduanya sedangkan isteriku adalah isteri
ayahnya." Sedangkan si wanita menjawab, "Ibuku adalah nenek keduanya
dan saudara perempuanku adalah bibinya (dari pihak ibu)." (siapa
sebenarnya kedua anak itu bagi kedua orang tersebut.?-red.,)


IS:Sesungguhnya laki-laki itu tak lain adalah ayah kedua anak laki-laki itu sedangkan wanita itu adalah ibu mereka berdua.


PERTANYAAN- 11

PP:


Ada dua orang laki-laki berada di atas loteng rumah, lalu salah
seorang dari mereka jatuh dan tewas. Sebagai konsekuensinya, isteri
orang yang tewas tersebut menjadi haram bagi temannya yang satu lagi.
(bagaimana ini bisa terjadi.?-red.,)


IS:

Sesungguhnya laki-laki yang jatuh lalu tewas itu adalah orang
(majikan/tuan) yang telah menikahkan putrinya dengan budaknya yang
bersamanya di atas loteng tersebut (yang selamat), maka tatkala ia
tewas, putrinya tersebut mewarisinya sehingga menjadi pemilik budak
yang tidak lain suaminya tersebut, maka jadilah ia (putri majikannya
tersebut) haram baginya.


Sampai di sini, sang khalifah Harun ar-Rasyid yang
menghadiri perdebatan tersebut tidak mampu menyembunyikan rasa kagumnya
terhadap kecerdasan Imam asy-Syafi'i, spontanitasnya, kebagusan
pemahamannya dan keindahan ilmunya seraya berkata, "Maha suci Allah
atas karunianya kepada Bani 'Abdi Manaf; engkau telah menjelaskan
dengan baik dan menafsirkan dengan begitu menawan serta mengungkapkan
dengan begitu fasih."


Maka berkatalah Imam asy-Syafi'i, "Semoga Allah
memanjangkan umur Amirul Mukminin. Aku mau mengajukan kepada para ulama
tersebut satu pertanyaan saja yang bila mereka dapat menjawabnya, maka
alhamdulillah sedang bila tidak bisa, aku berharap Amirul Mukminin
dapat mengekang keusilan mereka terhadapku."


"Ya, itu hakmu, silahkan ajukan pertanyaanmu kepada mereka, wahai asy-Syafi'i,?" kata sang khalifah


"Ada seorang laki-laki yang meninggal dunia dengan
meninggalkan warisan sebanyak 600 dirham namun saudara wanitanya hanya
mendapatkan bagian 1 dirham saja dari warisan tersebut, bagaimana cara
membagikan warisan tersebut,?" tanya asy-Syafi'i.


Maka, masing-masing dari para ulama tersebut saling
memandang satu sama lain begitu lama namun tidak seorang pun dari
mereka yang mampu menjawab satu pertanyaan tersebut sehingga tampak
keringat membanjiri jidat mereka. Dan setelah begitu lama mereka hanya
terdiam, berkatalah sang khalifah, "Ayo, katakan kepada mereka apa
jawabannya.!"


"Orang tersebut meninggal dunia dengan meninggalkan
ahli waris; dua anak perempuan, seorang ibu, seorang isteri, dua belas
orang saudara laki-laki dan seorang saudara perempuan. Jadi, dua anak
perempuannya itu mendapatkan dua pertiganya, yaitu 400 dirham; si ibu
mendapatkan seperenam, yaitu 100 dirham; isteri mendapatkan
seperdelapan, yaitu 75 dirham; dua belas saudara laki-lakinya
mendapatkan 24 dirham (masing-masing 2 dirham) sehingga sisanya yang
satu dirham lagi itu menjadi jatah saudara perempuannya tersebut,"
jawab Imam asy-Syafi'i setelah orang-orang yang ingin menjatuhkannya di
hadapan khalifah yang amat mencintainya itu berbuat nekad terhadapnya.


Dan jawaban Imam asy-Syafi'i tersebut membuat sang
khalifah tersenyum seraya berkata, "Semoga Allah memperbanyak pada
keluarga besarku orang sepertimu."


Lalu beliau memberi hadiah kepada Imam asy-Syafi'i
sebanyak 2000 dirham. Hadiah itu diterimanya, lalu dibagi-bagikannya
kepada para pelayan istana dan para pengawal.

BACA ARTIKEL TERBAIK LAINYA 
BACA DISINI

 Sumber : blog.its.ac.id/indramuslim

Senin, 10 Februari 2014

Dialog Hikmah Imam Abu Hanifah ra. dengan Ilmuwan

Dialog Hikmah Imam  Abu Hanifah ra. dengan Ilmuwan

Suatu ketika ada seorang ilmuwan besar dari kalangan bangsa Romawi, tapi ia orang kafir. Ilmuawan tersebut kemudian memasuki masjid untuk mencari seseorang yang bisa diajak berdebat tentang aqidah. Saat memasuki masjid, semua orang Islam membiarkan saja, kecuali seseorang, yaitu Hammad guru Abu Hanifah. Ilmuwan itupan lalu kembali oleh karena dia segan bila bertemu dengannya. Mungkin karena ia takut kalah atau ingin mencari sesorang yang mudah dikalahkan sehingga dia dianggap paling pintar.

Pada hari kedua, saat manusia sedang berkumpul di masjid, orang kafir itu tiba-tiba datang dan naik mimbar dan mau mengadakan tukar pikiran dengan siapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama dan orang-orang Islam. Ilmuwan bangsa Romawi berkata;” Siapa diantara kalian yang mampu aku ajak bertukar pikiran dan menjawab pertanyaan-pertanyaanku?”.


Di antara shof-shof masjid, bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah, dan ketika itu sudah berada dekat depan mimbar, dia berkata :"Inilah saya, siap bertukar pikiran dengan tuan". Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri karena dirinya lebih muda. Karena tidak ada yang menjawab tantangan tersebut, dia pun angkat bicara :"Katakan pendapat tuan!".

Ilmuwan kafir itu heran akan keberanian Abu Hanifah, lalu ilmuwan bertanya :"Masuk akalkah bila dikatakan, bahwa  ada pertama yang tidak apa-apanya sebelumnya?". Jawab Abu Hanifah:"Benar”, “tahukah tuan tentang hitungan?", tanya Abu Hanifah. "Ya". "Apakah itu sebelum angka satu?". "Ia adalah angka pertama, dan yang paling pertama. Tak ada angka lain sebelum angka satu", jawab sang kafir itu. Lalu Kata abu Hanifah:"Demikian pula Allah SWT".

Lalu ilmuwan kafir tersebut bertanya lagi;"Di mana Dia sekarang? Sesuatu yang ada, pasti ada tempatnya", . Abu Hanifah balik bertanya:"Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?". "Ya" jawabnya. "Adakah di dalam susu itu keju?". "Ya"jawab si ilmuwan. "Di mana, di sebelah mana tempatnya keju itu sekarang?", tanya Abu Hanifah. "Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu!", jawab ilmuwan kafir itu. "Begitu pulalah Allah, tidak bertempat dan tidak ditempatkan", jelas Abu Hanifah.

 "Ke arah manakah Allah sekarang menghadap? Sebab segala sesuatu pasti punya arah?", tanya orang kafir itu. "Jika tuan menyalakan lampu, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?", tanya balik Abu Hanifah. "Sinarnya menghadap ke semua arah" jawab si ilmuwan lagi. Lalu Abu Hanifah berkata "Begitu pulalah Allah SWT Pencipta langit dan bumi".

Ilmuwan kafir itu semakin takjub dengan jawaban-jawaban Abu Hanifah. Kemudian ia bertanya lagi kepada Abu Hanifah; “ Jika tuhan telah menetapkan qadha dan qadar semua makhluk, lalu apa yang sedang ia kerjakan sekarang?". "Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan", pinta Abu Hanifah. Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas. "Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?". Ilmuwan kafir mengangguk. "Pekerjaan-Nya sekarang, ialah bahwa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mu`min di lantai, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu". Para hadirin puas dan begitu pula orang kafir itu.

Demikianlah Imam Abu Hanifah, mempunyai wawasan yang luas, tawadu dan cerdas namun tetap teguh memegang nilai-nilai aqidah.
BACA ARTIKEL TERBAIK LAINYA 
BACA DISINI

Dialog Hikmah Wahabi dan Sunni

Dialog Hikmah Di Tanah Suci

Dialog Hikmah Wahabi dan Sunni

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin–ulama Wahhabi kontemporer di Saudi Arabia yang sangat populer dan kharismatik-, mempunyai seorang guru yang sangat alim dan kharismatik di kalangan kaum Wahhabi, yaitu Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa’di. Ia dikenal dengan julukan Syaikh Ibnu Sa’di. Ia memiliki banyak karangan, di antaranya yang paling populer adalah karyanya yang berjudul, Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, kitab tafsir setebal 5 jilid, yang mengikuti paradigma pemikiran Wahhabi. Tafsir ini di kalangan Wahhabi menyamai kedudukan Tafsir al-Jalalain di kalangan kaum Sunni.

Syaikh Ibnu Sa’di dikenal sebagai ulama Wahhabi yang ekstrem. Namun demikian, terkadang ia mudah insyaf dan mau mengikuti kebenaran, dari manapun kebenaran itu datangnya.
Suatu ketika, al-Imam al-Sayyid ‘Alwi bin Abbas al-Maliki al-Hasani (ayahanda al-Sayyid Muhammad bin ‘Alwi al-Maliki) sedang duduk-duduk di serambi Masjidil Haram bersama murid-muridnya dalam halaqah pengajiannya. Di bagian lain serambi Masjidil Haram tersebut, Syaikh Ibnu Sa’di juga duduk-duduk bersama anak buahnya. Sementara orang-orang di Masjidil Haram sedang larut dalam ibadah. Ada yang shalat dan ada pula yang thawaf. Pada saat itu, langit di atas Masjidil Haram diselimuti mendung tebal yang menggelantung. Sepertinya sebentar lagi hujan lebat akan segera mengguyur tanah suci umat Islam itu.
 
Tiba-tiba air hujan itu pun turun dengan lebatnya. Akibatnya, saluran air di atas Ka’bah mengalirkan air hujan itu dengan derasnya. Melihat air begitu deras dari saluran air di atas kiblat kaum Muslimin yang berbentuk kubus itu, orang-orang Hijaz seperti kebiasaan mereka, segera berhamburan menuju saluran itu dan mengambil air tersebut. Air itu mereka tuangkan ke baju dan tubuh mereka, dengan harapan mendapatkan berkah dari air itu.


Melihat kejadian tersebut, para polisi pamong praja Kerajaan Saudi Arabia, yang sebagian besar berasal dari orang Baduwi daerah Najd itu, menjadi terkejut dan mengira bahwa orang-orang Hijaz tersebut telah terjerumus dalam lumpur kesyirikan dan menyembah selain Allah subhanahu wa ta’ala dengan ngalap barokah dari air itu. Akhirnya para polisi pamong praja itu menghampiri kerumunan orang-orang Hijaz dan berkata kepada mereka yang sedang mengambil berkah air hujan yang mengalir dari saluran air Ka’bah itu, “Hai orang-orang musyrik, jangan lakukan itu. Itu perbuatan syirik. Itu perbuatan syirik. Hentikan!” Demikian teguran keras para polisi pamong praja kerajaan Wahhabi itu.
 
Mendengar teguran para polisi pamong praja itu, orang-orang Hijaz itu pun segera membubarkan diri dan pergi menuju Sayyid ‘Alwi yang sedang mengajar murid-muridnya di halaqah tempat beliau mengajar secara rutin. Kepada beliau, mereka menanyakan perihal hukum mengambil berkah dari air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka’bah itu. Ternyata Sayyid ‘Alwi membolehkan dan bahkan mendorong mereka untuk terus melakukannya.
 
Talang Emas Multazam
Menerima fatwa Sayyid ‘Alwi yang melegitimasi perbuatan mereka, akhirnya untuk yang kedua kalinya, orang-orang Hijaz itu pun berhamburan lagi menuju saluran air di Ka’bah itu, dengan tujuan mengambil berkah air hujan yang jatuh darinya, tanpa mengindahkan teguran para polisi Baduwi tersebut. Bahkan ketika para polisi Baduwi itu menegur mereka untuk yang kedua kalinya, orang-orang Hijaz itu menjawab, “Kami tidak peduli teguran Anda, setelah Sayyid ‘Alwi berfatwa kepada kami tentang kebolehan mengambil berkah dari air ini.”

Akhirnya, melihat orang-orang Hijaz itu tidak mengindahkan teguran, para polisi Baduwi itu pun segera mendatangi halaqah Syaikh Ibnu Sa’di, guru mereka. Mereka mengadukan perihal fatwa Sayyid ‘Alwi yang menganggap bahwa air hujan itu ada berkahnya. Akhirnya, setelah mendengar laporan para polisi Baduwi, yang merupakan anak buahnya itu, Syaikh Ibnu Sa’di segera mengambil selendangnya dan bangkit berjalan menghampiri halaqah Sayyid ‘Alwi. Kemudian dengan perlahan Syaikh Ibn Sa’di itu duduk di sebelah Sayyid ‘Alwi. Sementara orang-orang dari berbagai golongan, berkumpul mengelilingi kedua ulama besar itu. Mereka menunggu-nunggu, apa yang akan dibicarakan oleh dua ulama besar itu.
 
Dengan penuh sopan santun dan etika layaknya seorang ulama besar, Syaikh Ibnu Sa’di bertanya kepada Sayyid ‘Alwi: “Wahai Sayyid, benarkah Anda berkata kepada orang-orang itu bahwa air hujan yang turun dari saluran air di Ka’bah itu ada berkahnya?”
 
Mendengar pertanyaan Syaikh Ibn Sa’di, Sayyid ‘Alwi menjawab: “Benar. Bahkan air tersebut memiliki dua berkah.”
Mendengar jawaban tersebut, Syaikh Ibnu Sa’di terkejut dan berkata: “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”
Sayyid ‘Alwi menjawab: “Karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Kitab-Nya tentang air hujan:

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَاركَاً (ق: ٩
“Dan Kami turunkan dari langit air yang mengandung berkah.” (QS. 50 : 9).

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman mengenai Ka’bah:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبَارَكًا (آل عمران: ٩٦
“Sesungguhnya rumah yang pertama kali diletakkan bagi umat manusia adalah rumah yang ada di Bekkah (Makkah), yang diberkahi (oleh Allah).” (QS. 3 : 96).

Dengan demikian air hujan yang turun dari saluran air di atas Ka’bah itu memiliki dua berkah, yaitu berkah yang turun dari langit dan berkah yang terdapat pada Baitullah ini.”
Mendengar jawaban tersebut, Syaikh Ibnu Sa’di merasa heran dan kagum kepada Sayyid ‘Alwi. Kemudian dengan penuh kesadaran, mulut Syaikh Ibnu Sa’di itu melontarkan perkataan yang sangat mulia, sebagai pengakuannya akan kebenaran ucapan Sayyid ‘Alwi: “Subhanallah (Maha Suci Allah), bagaimana kami bisa lalai dari kedua ayat ini.”
 
Kemudian Syaikh Ibnu Sa’di mengucapkan terima kasih kepada Sayyid ‘Alwi dan meminta izin untuk meninggalkan halaqah tersebut. Namun Sayyid ‘Alwi berkata kepada Syaikh Ibnu Sa’di: “Tenang dulu wahai Syaikh Ibnu Sa’di. Aku melihat para polisi baduwi itu mengira bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Muslimin dengan mengambil berkah air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka’bah itu sebagai perbuatan syirik. Mereka tidak akan berhenti mengkafirkan dan mensyirikkan orang dalam masalah ini sebelum mereka melihat orang seperti Anda melarang mereka. Oleh karena itu, sekarang bangkitlah Anda menuju saluran air di Ka’bah itu. Lalu ambillah air di situ di depan para polisi Baduwi itu, sehingga mereka akan berhenti mensyirikkan orang lain.”
 
Akhirnya mendengar saran Sayyid ‘Alwi, Syaikh Ibnu Sa’di segera bangkit menuju saluran air di Ka’bah. Ia basahi pakaiannya dengan air itu, dan ia pun mengambil air itu untuk diminumnya dengan tujuan mengambil berkahnya. Melihat tindakan Syaikh Ibnu Sa’di ini, para polisi Baduwi itu pun akhirnya pergi meninggalkan Masjidil Haram dengan perasaan malu.
 
Kisah ini disebutkan oleh Syaikh Abdul Fattah Rawwah, dalam kitab Tsabat (kumpulan sanad-sanad keilmuannya). Beliau murid Sayyid ‘Alwi al-Maliki dan termasuk salah seorang saksi mata kejadian itu.

Syaikh Abdurrahman Ibnu Sa’di
Syaikh Ibn Sa’di sebenarnya seorang yang sangat alim. Ia pakar dalam bidang tafsir. Apabila berbicara tafsir, ia mampu menguraikan makna dan maksud ayat al-Qur’an dari berbagai aspeknya di luar kepala dengan bahasa yang sangat bagus dan mudah dimengerti. Akan tetapi sayang, ideologi Wahhabi yang diikutinya berpengaruh terhadap paradigma pemikiran beliau. Aroma Wahhabi sangat kental dengan tafsir yang ditulisnya.

Dikutip oleh: Ust. M. Luqman Firmansyah dari “Buku Pintar Berdebat Dengan Wahhabi” , karangan Ust. Muhammad Idrus Ramli, Penerbit Bina Aswaja bekerjasama dengan LBM NU Jember, Cetakan Pertama September 2010.

Sabtu, 08 Februari 2014

Kisah Dialog kyai dan Santrinya

Kisah Dialog kyai dan Santrinya

Santri : "Ini semua gara-gara Nabi Adam, ya Pak Kyai!"

Kyai : "Loh, kok tiba-tiba menyalahkan Nabi Adam, kenapa Kang."

Santri : "Lah iya, Gara-gara Nabi Adam dulu makan buah terlarang, kita sekarang merana. Kalau Nabi Adam dulu enggak tergoda Iblis kan kita anak cucunya ini tetap di surga. Enggak kayak sekarang, sudah tinggal di bumi, eh ditakdirkan hidup di Negara terkorup, sudah begitu jadi orang miskin pula. Emang seenak apa sih rasanya buah itu ?"

Kyai : "Ya tidak tahu lah, saya kan juga belum pernah nyicip. Tapi ini sih bukan soal rasa. Ini soal khasiatnya."

Santri : "Kayak obat kuat aja pake khasiat segala. Emang Iblis bilang khasiatnya apa sih ? Kok Nabi Adam bisa sampai tergoda?"

Kyai : "Iblis bilang, kalau makan buah itu katanya bisa menjadikan Nabi Adam abadi."

Santri : "Anti-aging gitu, Pak Kyai?"

Kyai : "Iya. Pokoknya kekal."

Santri : "Terus Nabi Adam percaya ? Sayang, iblis kok dipercaya."

Kyai : "Lho, Iblis itu kan seniornya Nabi Adam."

Santri : "Maksudnya senior apa, Pak Kyai?"

Kyai: "Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari pada Nabi Adam dan Siti Hawa."

Santri : "Iblis tinggal di surga? Masak sih, Pak Kyai?"

Kyai : "Iblis itu dulu nya juga penghuni surga, terus di usir, lantas untuk menggoda Nabi Adam, iblis menyelundup naik ke surga lagi dengan berserupa ular dan mengelabui merak sang burung surga, jadi iblis bisa membisik dan menggoda Nabi Adam." 
(catatan: menurut saya..  ini jawaban KYAI NGAWUR.. karena didalam islam.. iblis ketika menggoda nabi adam tidak mengubah dirinya menjadi ular... )

Santri : "Oh iya, ya. Tapi, walau pun Iblis yang bisikin, tetap saja Nabi Adam yang salah. Gara- garanya, aku jadi miskin kayak gini."

Kyai : "Kamu salah lagi, Kang. Manusia itu tidak diciptakan untuk menjadi penduduk surga. Baca surat Al-Baqarah : 30. Sejak awal sebelum Nabi Adam lahir… eh, sebelum Nabi Adam diciptakan, Tuhan sudah berfirman ke para malaikat kalo Dia mau menciptakan manusia yang menjadi khalifah (wakil Tuhan) di bumi."

Santri : "Lah, tapi kan Nabi Adam dan Siti Hawa tinggal di surga?"

Kyai : "Iya, sempat, tapi itu cuma transit. Makan buah terlarang atau tidak, cepat atau lambat, Nabi Adam pasti juga akan diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugas dari-Nya, yaitu memakmurkan bumi. Di surga itu masa persiapan, penggemblengan. Di sana Tuhan mengajari Nabi Adam bahasa, kasih tahu semua nama benda. (lihat Al- Baqarah : 31).

Santri : "Jadi di surga itu cuma sekolah gitu, Pak Kyai?"

Kyai : "Kurang lebihnya seperti itu. Waktu di surga, Nabi Adam justru belum jadi khalifah. Jadi khalifah itu baru setelah beliau turun ke bumi."

Santri : "Aneh."

Kyai : "Kok aneh? Apanya yang aneh?"

Santri : "Ya aneh, menyandang tugas wakil Tuhan kok setelah Nabi Adam gagal, setelah tidak lulus ujian, termakan godaan Iblis? Pendosa kok jadi wakil Tuhan."

Kyai : "Lho, justru itu intinya. Kemuliaan manusia itu tidak diukur dari apakah dia bersih dari kesalahan atau tidak. Yang penting itu bukan melakukan kesalahan atau tidak melakukannya. Tapi bagaimana bereaksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Manusia itu pasti pernah keliru dan salah, Tuhan tahu itu. Tapi meski demikian nyatanya Allah memilih Nabi Adam, bukan malaikat."

Santri : "Jadi, tidak apa-apa kita bikin kesalahan, gitu ya, Pak Kyai?"

Kyai : "Ya tidak seperti itu juga. Kita tidak bisa minta orang untuk tidak melakukan kesalahan. Kita cuma bisa minta mereka untuk berusaha tidak melakukan kesalahan. Namanya usaha, kadang berhasil, kadang enggak."

Santri : "Lalu Nabi Adam berhasil atau tidak ?"

Kyai : "Dua-duanya."

Santri : "Kok dua-duanya?"

Kyai : "Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar aturan, itu artinya gagal. Tapi mereka berdua kemudian menyesal dan minta ampun. Penyesalan dan mau mengakui kesalahan, serta menerima konsekuensinya (dilempar dari surga), adalah keberhasilan."

Santri : "Ya kalo cuma gitu semua orang bisa. Sesal kemudian tidak berguna."

Kyai : "Siapa bilang? Tentu saja berguna dong. Karena menyesal, Nabi Adam dan Siti Hawa dapat pertobatan dari Tuhan dan dijadikan khalifah (lihat Al-Baqarah: 37). Bandingkan dengan Iblis, meski sama-sama diusir dari surga, tapi karena tidak tobat, dia terkutuk sampe hari kiamat."

Santri : "Ooh..."

Kyai : "Jadi intinya begitu lah. Melakukan kesalahan itu manusiawi. Yang tidak manusiawi, ya yang iblisi itu kalau sudah salah tapi tidak mau mengakui kesalahannya justru malah merasa bener sendiri, sehingga menjadi sombong."

Santri : "Jadi kesalahan terbesar Iblis itu apa? Tidak mengakui Tuhan?"

Kyai : "Iblis bukan atheis, dia justru monotheis. Percaya Tuhan yang satu."

Santri : "Masa sih, Pak Kyai?"

Kyai : "Lho, kan dia pernah ketemu Tuhan, pernah dialog segala kok."

Santri : "Terus, kesalahan terbesar dia apa?"

Kyai : "Sombong, menyepelekan orang lain dan memonopoli kebenaran."

Santri : "Wah, persis cucunya Nabi Adam juga tuh."

Kyai : "Siapa? Ente?

Santri : "Bukan. Cucu Nabi Adam yang lain, Mereka mengaku yang paling bener, paling ahli surga. Kalo ada orang lain berbeda pendapat akan mereka serang. Orang lain disepelekan. Mereka mau orang lain menghormati mereka, tapi mereka tidak mau menghormati orang lain. Kalau sudah marah nih. Orang-orang ditonjokin, barang-barang orang lain dirusak. Setelah itu mereka bilang kalau mereka pejuang kebenaran."

Kyai : "Wah, persis Iblis tuh."

Santri : "Tapi mereka siap mati, Karena kalo mereka mati nanti masuk surga katanya."

Kyai : "Siap mati, tapi tidak siap hidup."

Santri : "Bedanya apa, Pak Kyai?"

Kyai : "Orang yang tidak siap hidup itu berarti tidak siap menjalankan agama."

Santri : "Lho, kok begitu?"

Kyai : "Nabi Adam dikasih agama oleh Tuhan kan waktu diturunkan ke bumi (lihat Al- Baqarah: 37). Bukan waktu di surga."

Santri : "Jadi, artinya, agama itu untuk bekal hidup, bukan bekal mati?"

Kyai : "Pinter kamu, Kang!"

Santri : "Santrinya siapa dulu dong? Pak Kyai. ^_^"
BACA ARTIKEL TERBAIK LAINYA 
BACA DISINI

Kisah DIALOG DENGAN JIN MUNAFIQ

Kisah DIALOG DENGAN JIN MUNAFIQ


"Duduk yang rileks ya bu, tenangkan hatinya. Biarkan ia diam, hingga isinya hanya berukir Asma Allah saja"

Selepas shalat mutlak 4 rakaat, saya menyuruh klien saya duduk tenang menghadap saya disamping suaminya. 

"Ini dapat dari mana?" Ucap saya kemudian sambil memegang tasbih warna hitam yang ada disampingnya. Semenjak pelatihan Rehab Hati kemarin, ia terlihat sibuk dzikir dengan tasbih itu. 

"Dari ini.. yang berusaha mengobati saya, Al Hikmah. Cuman, sebenarnya saya tidak tahu ada isinya atau tidak dan saya tidak meyakininya. Dan dia bilang tasbih ini harus dibawa kemana-mana dan jangan dibawa ke kamar mandi"

"Astaghfirullah.. " Ucap saya sambil menggelengkan kepala. 

"Tapi, saya tidak menyakininya. Saya hanya memakainya untuk dzikir, seperti tasbih biasa aja. Saya hanya..."

"Betul, bu. Pengobatan-pengobatan seperti Al Hikmah, Hikmatul Iman, Tasawuf, dan paranormal-paranormalpun kadang pakai wirid dengan Dzikir dari lafal-lafal kalimah Allah" tukas saya. 


"Marah pa ustad, ada yang marah dalam diri saya. Dia bilang, dia baik dan menyuruh kepada kebaikan" Kata ibu itu. 

"Mau saya bakar tasbih ini?"

"Jangan" jawabnya.

"Dan kamu ikut terbakar". Jin itu diam. 

"Kamu bersembunyi dalam tabir kebaikan, saya tidak bisa ditipu dengan.. "

"Dia bilang 'saya kurang baik jadi dia membimbing saya'", Kata ibu itu meneruskan bisikan jin di hatinya. 

Saya berdiri dan mengambil gas untuk membakar tasbih itu, mata ibu itu mengikuti saya. Kemudian saya duduk kembali dihadapan klien saya. 

"Selama ini kamu menipu dia, iya?". Tanya saya, dan klien saya menggelengkan kepala. 

"Tidak!" Katanya mulai meninggi. 

"Menipu dia dengan ini?"

"Tidak". Katanya dengan wajah pura-pura serius. Dan saya tetap pada keyakinan saya. 

"Saya memabantu ke arah kebaikan dan menasihati dia"

"Menasihati dia?"

"Iya..." katanya memelas, meyakinkan. Dan saya menatapnya menantang penjelasan lain dari jin ini. 

"Karena isi hatinya terlalu kotor. Dia perempuan yang tersakiti"

"Siapa yang mengetahui isi hati dalam dada manusia? Jawab!?"

"Saya mendengarnya.."

"Jawab dulu, siapakah mahluk yg mengetahui isi dada manusia. Jawab!" Nada saya mulai meninggi sambil menunjuk wajah jin yang mulai menguasai klien saya. 

Jin itu mulai tersedak, dan nafasnya terengah. Saya mulai menghakiminya dengan sesuatu yang tidak bisa dia bantah. 

"Jawablah! Rasulullah Sholallallahu Alaiyhi wa Sallam bersabda, bahwasannya "Saya diutus bukan untuk memeriksa isi dada manusia". 

"Demi Allah kamu tidak tahu isi hati manusia, kamu tidak tahu isi hati saya!" Saya melanjutkan.

"Tidak." Jin itu masih diam, dan mulai mengepalkan tangannya. 

"Laknatullah alaiyh". Gumam saya lagi. 

"Aku jin muslim". Kata jin itu sambil memejamkan mata. 

"JIN MUSLIM TIDAK DIAM DALAM TUBUH MANUSIA! Catat oleh kamu.. "

"Karena dia banyak diserang!" Jawab jin itu. 

"Jin muslim tidak diam dalam tubuh manusia!" Ungkap saya menegaskan kembali. 

"Perempuan ini disiksa. Banyak diserang oleh ghoib. Aku hanya membantunya".

"Tapi kamu tidak boleh diam di dalam tubuh ini, siapa yang memberikan Haq kepada kamu untuk tinggal didalam?"

"Aku mengurangi rasa sakit yang diberikan jin kafir kepadanya."

"Allah yang akan melindungi hamba ini setiap kali dia mengucap 'Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wa nikmann nasiir". 

"Allahu'alam". Kata jin itu sambil terus mengacungkan jarinya. 

"Segeralah kamu bertaubat. Apa kamu belum pernah membaca surah Al Jin. Belum membacanya?".

"Mau saya bacakan? Jika kamu jujur kamu akan mersakan kesejukan dan mengimaninya. Jika kamu kafir kamu akan hancur dan terbakar. Mau?"

"Aku jin baik pa ustad.."

"Dan saya tidak punya alasan apapun untuk mempercayai kata-katamu sebelum membuktikannya. Justru karena kamu tinggal ditubuh ini sejak anak ini lahir, maka jin jin lain berdatangan dan memasukinya. Kamu tidak bisa berbohong, kamu tidak bisa berdusta dihadapan saya"

"Aku hanya membantunya, mengarahkan kepada kebaikan. Menasehatinya ketika ia dalam keadaan kalut". Kata jin itu lagi, tetap dengan jari teracung dihadapan wajahnya. Dan suaranya merendah.. 


"Baiklah. Siapa yang mengirim kamu"

"Ada seorang laki-laki yang mengirim saya"

"Sebutkan saja namanya. Dia dukun atau apa?"

"Dia orang baik karena dia berniat membantu"

"Itulah. Itulah ya, itulah sebabnya banyak kyai-dukun menggunakan jin Islam. Dan Allah telah berfirman dalam al Qur'an... 'wa innahu kaana rijalum...." Jawab saya sambil mulai membacakan surah Al Jin Ayat 6. 

"Mohon jangan sakiti saya ustad, karena saya jin baik. Tolong pas ustad. Pakai cara terbaik untuk mengusir saya". Kata jin itu lagi sambil memelas, mengacungkan satu jari. 

"Makanya dengarkanlah, dengarkan ya... Allah telah berfirman dalam Al Qur'an: 

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الإنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan."

"Tidak ada sedikitpun tujuan saya untuk itu"

"ITU FIRMAN ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, dengarkan. Apakah kamu menolak firman Allah?"

"Tidak"

"Apa saya perlu bacakan tafsirnya dan buka mushafnya dihadapan kamu"

"Saya jihad melawan jin kafir. Jin kafir itu terlalu kuat. Perempuan ini menderita."

"Hey! Allah yang akan menolong dia. Jika kamu benar, silahkan buktikan. Hancurkan jin kafir itu. Sekarang!"

"Hiapp.. heps! Allaaaahuakbar" Teriak jin itu sambil mendorong tangan kanannya disamping pinggang, tangan kirinya terangkat keatas membentuk formasi tepukan bola volley. 

"Hancurkan jin kafir itu jika kamu benar, dan jika tidak habis. Kamu yang akan saya habisi, bi'idznillah!"

"Haa...." teriak jin itu lagi.

"Bacakan Kalamullah jika kamu benar, bacakan Ayat Kursi".

Jin itu terdengar membaca ayat Kursi sangat cepat dan tangannya menunjuk kearah sebelah kanan tubuh saya. Suaminya masih ada disamping saya, antara ibu dan saya. Setelah selesai jin itu bertakbir lagi. Kemudian berhenti dan menatap saya lagi. 

"Susah pas ustad, jin itu tidak mau keluar". 

"Kalau begitu, kenapa kamu tetap tinggal didalam"

"Mengulangi rasa sakitnya" Kata jin itu berusaha konsistent dengan kata-katanya. Namun tentu saja, saya tidak begitu saja percaya kepada mereka. 

"Jangan berdusta kamu. Jangan berdusta, tidak akan ada gunanya kedustaan kamu dihadapan Allah"

"Demi Allah, pa ustad. Saya jin muslim". 

"Betul, dan jika itu benar kamu tetap tidak berhak diam di tubuh manusia ini". Ucap saya, sambil mencari cara untuk membuktikan ke islaman atau ke kafiran dia. 

"Dengarkan pertanyaan saya, dan jawab jujur agar kamu selamat. Sebelum kamu patuh atau tunduk kepada laki-laki manusia itu, apa yang yang kamu lakukan atau apa yang dia lakukan kepadamu?".

"Dia menyuruh saya untuk kebaikan"

"Bukan, sebelumnya. Sebelum ia kenal dengan kamu. Dia menangkap kamu dimana?" Kata saya, mencoba menari dengan fikiran jin itu yang tidak menjangkau pertanyaan saya sebelumnya. 

Jin itu diam... 

"Jawab, dan kamu tidak bisa berdusta. Haa"

"Dia menangkap kamu dimana. Hmm.. Jawab! Jawablah.. "

"Di area sebuah persawahan" Kata jin itu akhirnya berupaya menjawab. 

"Kenapa kamu ditangkap?"

"Karena saya berlaku tidak baik" Kata jin itu, jawaban dia mulai terasa hambar dan ngawur. 

"Tidak baik bagaimana, apa yang kamu lakukan hingga ia menilaimu tidak baik?"

"Hhh... Sudah cukup pa Ustad".

"Bukan cukup jawabannya, kamu harus jujur dan benar. Jika tidak, saya akan siksa kamu. Tasbih ini terbakar, kamu pun terbakar!!"

"Erggghh...sssshh"

"Makanya, ya. Jujur! Jujur.." Ucap saya sambil menyalakan gas ditangan saya.

"Hhh.. Saya hanya ingin bertaubat dan membantu manusia muslim pa Ustad.. "

"Dengarkan, bukan begitu caranya bertaubat.. Kamu itu, wahai jin. Kamu terikat talfiq syariat Islam. Dan syariat Islam itu satu. Tidak pernah berubah!"

Jin itu terlihat mulai gelisah.. 

"Mau saya test keimanan kamu?"

"Hanya Allah yang tau keimanan saya."

"Baiklah, saya test keimanan kamu sekarang"

"Allah.." Kata jin itu. 

"Saya bacakan surah Al Kafiruun, jika ada sesuatu menusuk menghajar kamu dan memusnahkan kamu. Maka terimalah dengan ridho."

"Hah... Ampun pa ustad" Kata jin itu sambil menggelengkan kepala.

"Baiklah ya, sebentar lagi saya bacakan!"

"Ampun pa ustad, ampun.."

"Baiklah, akuilah agama kamu apa?

"Hhhh.. Sebenarnya saya jin Kafir!" Kata jin itu sambil menurunkan tangannya disamping tubuhnya kearah wajah saya. Matanya menantang

"Alhamdulillah.. Saya akan tetap bacakan ya. Ingat, jika kamu berdusta. Kamu akan musnah".

"Benar kamu minta ampun?"

"Benar, ampun!"

"Akuilah kekafiran kamu?"

"Aku adalah jin kafir!"

"Yah begitulah. Begitu ya?! BEGITULAH KEMUNAFIKAN MUSUH MUSUH ALLAH!"

"Sebenarnya aku hanya ingin membodohi wanita ini, hahaha... " Kata jin itu sambil tertawa dan menunjuk saya. 

Saya memalingkan wajah dan menghadap ke suaminya, sambil berkata sambil menyingkapkan karpet di ruangan itu. 

"Peganglah pa, pegang ujung tasbih ini" 

"Hua.. jangaaannn" Jin itu histeris. 

"Kamu dengarkan! Kamu ingin membodohi wanita ini dengan wiridan di tasbih ini?". 

"IYAH" Kata jin itu, kepalanya mendongak keatas. Dan jarinya teracung lagi. 

"Karena dia orang beriman" Kata jin itu lagi. 

"Hheehe.. " Saya mulai tertawa. Lalu membacakan Ayat Kursi untuk menghancurkan khodam didala tasbih itu. 

Jin itu menggigil atau seperti terbakar. Saya terus bacakan, dan baru sampai ayat "lahuuma fissamawati wa maa fil ard"... Jin itu berteriak lagi. 

"Itu rumah saya..."

Saya terus membacakan. 

"Jangan dibakar"

Saya terus bacakan, hingga ayat "wasyi'a kursiyyuhus sama wati wal ard" jin itu berteriak lagi. 

"Cukup pa ustad!"

Saya terus melanjutkan hingga akhir, setelah selesai saya meniup tasbih itu dan membaca "Hasbunallah wanikmal wakiil nikmal maula wa nikman nasir, hasbiyallahu laa ilaaha illa huwa alaiyhi tawakaltu alallah huwal arsyil adziim". Lalu membakar tali tasbih itu sampai berjatuhan. Dan jin itu teriak histeris..


Dia terus berteriak-teriak sambil menangis. 

"Rumah ku.. haa rumahku" Katanya melolong-lolong sampai lebih dari tujuh teriakan. Dan saya membakar tasbih itu. Satu persatu bijinya dimasukan ke tempat muntahan. 

Setelah itu saya ambil ujungnya yang berupa kayu hitam berlafadz syahadatain mirif bendera Saudi Arabia. Dan saya mulai membakarya.. 

"Perguruan apa yang memberikan tasbih ini. Jawab kamu". 

"Al Hikmah..."

"Hah! Jawab yg benar!"

"Al Hikmah... "

"Dimana Al Hikmah, yang dimana?"

"Al Hikmah, tegal!?" Kata jin itu tegas.

"Cukup! Sudah terbukti ke kafiran kamu.. Sebelum saya bacakan Ayat dalam Al Qur'an kamu sudah mengakuinya. Itu baik, sekarang dengarkan saya. Kamu boleh masuk Islam dengan aman, keluar atau memilih kematian kamu"

"Aku akan lari" Kata jin itu. 

"Kamu boleh lari, tapi kamu tidak akan bisa berdiri jika kamu berniat untuk kembali lagi ke raga ini"

"Arghh.. "

"Paham kamu?"

"Arggh.. jangan mengancam saya!"

"Bukan mengancam, saya akan membuktikan bahwa Allah subhannahuwa ta'aa bakal mengalahkan kamu hari ini. Biidznillah" Ucap saya sambil berdiri dan menunjuk hidung jin itu.

"Paham kamu. Paham?"

"Ini rumah rehab, bukan klinik ruqyah! Saya punya banyak waktu untuk menterapi jin seperti kamu. Paham kamu. Paham. Ruangan ini kedap suara, ya? Dan saya memohon kepada Allah untuk memagar jin jin dan syaitan-syaitan dari ruangan ini" Ucap saya sambil membacakan surah Ya Siin ayat 9. Dan jin itu berteriak-teriak lagi... 

"Kenapa kamu menyiksa saya" Kata jin itu. 

"Dan saya akan terus menyiksa kamu dan ingatlah, seluruh dunia akan menonton kejahatan dan kemunafikan kamu yah.."

"Jangan lakukan itu... "

"Jika ada ifrit yang menonton di Youtube atau ada bos kamu yang menonton, kamu akan disiksa atas kebodohan kamu"

"Mereka akan membalas.."

"Tidak, mereka tidak akan sanggup melawan kekuatan Allah..."

"Aku tau betapa kuatnya kekuatan mereka" Kata jin itu dengan formasi tangan seperti harimau berdiri mau mencakar. 

"Jangan mencoba mempengaruhi saya. Letakan tangan kamu dibawah. LETAKAN KEDUA TELAPAK TANGAN KAMU DILANTAI!"

Jin itu terus menggeram, dan kedua tangannya seperti tertarik ke lantai. Seperti ada kekuatan mahadahsyat yang memaksanya turun ke bawah. Saya kembali membacakan surah Ya Siin ayat 9, membuat kedua tagan jin itu menempel kuat dilantai. 

"Dengan satu ayat saja kamu tidak bisa melepaskan tangan itu. Mana kekuatan kamu"

Jin itu teriak... 

"Sekarang saya akan jahit mulut kamu". Kemudian saya bacakan ayat itu lagi, sebelum selesai jin itu terbungkam... 

"Setelah ini saya akan bacakan lagi, dan memohon kepada Allah untuk menutup hidung kamu sebelah kanan dan mata kamu sebelah kiri". 

"Dan saya akan tarik keluar, dan kamu akan menderita selamanya diluar..."

Jin itu terus menggeleng-gelengkan kepala. 

"Jawablah! Jika kamu mau keluar maka menangislah. Dan kamu tidak akan bisa menangis jika hati kamu masih SOMBONG!!!!!! Aduwallah... mengertilah ini adalah bulan Rhamadhan mahluk Fasiqqq!"

Jin itu terus menggeleng-geleng kepala sambil terbungkam.

"Besok pagi berita ini akan tersebar diseluruh nusantara dan kamu akan dipermalukan!"

"Jawab siapa nama kamu?" 

Saya mengamati wajah ibu itu, menyakinkan bahwa mulutnya tetap terbungkam. 

"Baiklah, saya akan buka mulut kamu dan kamu punya kesempatan untuk bicara yang baik atau saya sumpal mulut kamu dengan api..."

Setelah itu saya bacakan basmalah dan mengusapkan tangan kearah bibir ibu itu tanpa menyentuhnya. 

"Siapa nama kamu. Bicaralah"

"Sulaiman" Kata jin itu. 

"Sulaiman apa?"

"Sulaiman bin Affan"

"Dari mana?"

"Jawa Tengah"

"Jawa tengah mana?"

"Tegal"

"Dimana, di hutan, di rumah di lautan, d gunung?"

"Tidak perlu tau?"

"Beri tahu?"

"Kamu sudah menyakiti aku"

"Beritahu saya, dan dunia akan segera mengetahuinya. Bahwa kamu ini jin terhina, yah. Teman saya banyak dan ini akan menjadi pengetahuan bagi mereka, meyakinkan mereka bahwasannya keris-keris penjaga, bahkan Tasbih-Tasbih dari perguruan Al Hikmah dan yg berkedok islam lain seperti ini telah diisi jin jin kafir seperti KAMU" Gertak saya sambil menunjuk wajahnya. 

"Kamu akan diserang sama Al Hikmah, kamu bakal banyak musuh?" Kata jin itu terus membela diri. 

"Tidak apa-apa. Musuh Allah itu dari dahulu memang banyak. Yah, sangat banyak dan kamu Sulaiman! Kamu sendiri yang telah membuka rahasia kebobbrokan akidah Al Hikmah dengan menggunakan jin kafir seperti kamu. Dengan kata lain jin-jin Al Hikmah akan marah dan akan menyerang kamu. Paham kamu, berfikirlah bodoh. Pakai otak kamu, jika kamu tidak mau bertaubat. Paham tidak, masuk tidak di logika kamu"

Jin itu benar-benar kehabisan kata dan diam berfikir. 

"Al Hikmah menyerang saya dan saya mati itu tidak mengapa yah. Saya sudah ke MUI Jakarta Pusat mengadukan Reiki bersama ust Perdana dan akh Adam. Dan saya masih hidup. Allah melindungi saya"


"Mata jin itu masih beringas"

"Yah, kamu masih sombong. Dan lanjutkan kesombongan kamu. Kamu akan digorok dan dunia akan tahu"

"Hrmm. Jangan sakiti saya"

"Saya akan tutup lagi mulut kamu jika kamu tidak mengatakan kata-kata yang baik dan berguna. Sombong sekali hati kamu ini. Astaghfirullahal adziim"

"Kamu telah menyakiti saya"

"Karena kamu telah menyakiti wanita ini, saya hanya beberapa menit saja menyakiti kamu. Kamu ini sudah lama, sudah berapa tahun kamu menyakiti wanita ini?"

"Aku baru datang" Kata jin itu

"Iya, baru tiga bulan. Setelah bertemu ini, yang mengobati ini" Kata suami disampingnya. 

"Dimana?" Kata saya menatap suaminya. 

"Dirumah" Balas suaminya


bersambung
BACA ARTIKEL TERBAIK LAINYA 
BACA DISINI


sumber : http://kisahruqyah.blogspot.com/2013/07/dialog-dengan-jin-munafiq.html