Minggu, 30 Maret 2014

KISAH NYATA RAWANYA BERPACARAN

KISAH NYATA RAWANYA BERPACARAN

(kisah ini saya ambil dari buku karangan ustadz FELIX SIAUW yang berjudul "UDAH PUTUSIN AJA" ini curhatan seorang wanita melalui email kepada ustadz felix siauw)

Assalamu’alaikumwarahmatullah…
Ustadz, setelah saya membaca tweet-tweet ustadz mengenai “pacaran” yang dilarang Islam, disitu saya sadarbahwa perbuatan pacaran itu sangat merugikan bagi pihak perempuan. Apalagi setelah si pria puas menggerayangi bagian-bagian intim wanita. Saya jadi sangat menyesal telah melakukan perbuatan seperti itu. Saya baru putus
beberapa hari lalu dengan pacar saya. Karena saya menganggap hubungan ini sudah sangat tidak wajar.

Saya kemarin berpacaran dg tmn SMP saya dulu, waku SMP dia pernah menyatakan cintanya untuk saya, tetapi pada saat itu saya menolaknya. Dan sekarang, saya dan dia sama-sama sudah kuliah di satu kampus. Kita mulai dekat kembali, dan kita menjalin hubungan berpacaran.
Pernah dia mengatakan mau berhubungan intim untuk pertama kalinya dengan saya, dia bilang “Umurku 20 tahunan, tapi aku blm pernah ngerasain ML(Make love atau berhubungan suami istri), aku pengen pertama kali ngelakuinnya sama kamu. Temen-temenku hampir semua udah pernah
ngelakuin. Aku pengen ngersain pertama sama kamu”
Lalu aku jawab “Gak mau, ini buat suami aku nantinya” Terus dia jawab “Kamu nggak
percaya nantinya aku bakal jadi suami kamu?” Saya bilang “Kita belum tahu kedepannya hubungan kita jadi atau nggak, bisa aja kan tiba-tiba putus”
Itu dia berani minta melakukan hubungan intim diawal pacaran. itu pun baru saat minggu pertama pacaran.
Disitu saya menolak habis-habisan. Suatu ketika, saya pergi nonton midnight sama dia. Pas di bioskop dia ngajakin saya ke hotel, tetapi saya nggak mau. Pulangnya, karena sudah
malam sekitar jam 12 malam dia meminta untuk ngobrol di atas balkon rumah saya, nah dari situ awal mulanya sayamemberikan kehormatan saya untuk dia.

Entah setan mana yang merasuki saya, setelah
kejadian itu saya langsung menangis. Dia bilang dia janji nggak akan ninggalin saya. Karena di awal pacaran dia bilang nggak ada kata putus. Saya percaya dengan ucapannya.

Tiga kali saya melakukan perzinahan itu. Pada saat keempat kalinya dia meminta hal itu, saya tidak mau. Karena saya baru saja melihat tweet-tweet ustadz mengenai pacaran. Pada saat saya menolak, disitu dia marah sekali. Saya nanya “Kamu serius gak sama hubungan ini?” Di jawab sama dia “Ribet
banget sih lu, tinggal jalanin doang”. Disitu saya mulai menyadari bahwa semua ucapan-ucapan yg pernah dia katakan kepada saya itu bohong. Katanya mau serius, katanya nggak mau ada kata putus, katanya pacaran nggak mau kaya anak kecil yg sebentar-sebentar putus.

Disitu dia malah yang marah dan ngambek sama saya karena tidak dikasih. Saya didiemin
sampai tiga atau empat hari. Saya telepon nggak diangkat, sms nggak dibales, bbm juga
nggak dibales, sekalinya dibaca nggak dibales. Disitu saya takut banget ditinggalin sama dia
ustadz. Dia yang mengambil keperawanan saya, dia yang pertamakali menggerayangi semua tubuh saya. Disitu

saya masih mempertahankan hubungan ini, dengan harapan dia bisa berubah, mau utk tdk berbuat seperti ini lagi. Tetapi, sikap dia mulai berubah semakin dingin dan cuek, tidak menunjukan care
untuk saya. Dan yang menurut saya lebih menyakitkan, dia tidak mau memperkenalkan saya dengan orangtuanya, main  kerumahnya saja tidak boleh. Disitu saya mulai nggak kuat buat ngadepin dia.
Saya mengakhiri hubungan dengan dia dengan rasa penyesalan yang teramat sangat dalam. Kalau saja saya tdk menyerahkan kehormatan saya untuk lelaki seperti dia, mungkin saya tdk akan seperti ini.
Saya minta saran dari ustad untuk melakukan taubat apa?
apakah ada niatan untuk shalat taubat ?? atau cukup shalat 5 waktu?

Lalu, bagaimana jika ada
seorang pria yg berpacaran serius dengan saya dan mengajak saya menikah, apakah saya harus bilang kl saya tdk perawan lagi? Terima Kasih ustadz
menyempatkan membaca curahan hati saya. Mohon maaf dengan perbuatan yg hina ini.
........................................................
Apa yang teman-teman
rasakan saat membaca
kisah nyata di atas? Marah,
geram, sedih, prihatin?
Yang jelas buat stress
bin depresi.
BACA ARTIKEL TERBAIK LAINYA 
BACA DISINI

Senin, 24 Maret 2014

KISAH PENYESALAN SEORANG SUAMI

KISAH PENYESALAN SEORANG SUAMI

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim … Penyesalan memang selalu datang terlambat pada kehidupan kita, dan penyesalan terkadang hanya memberi duka yang mendalam pada kita, disaat mengenang kembali sejarah silam yang menjadi penyebab penyesalan itu muncul …, demikan yang aku alami saat ini.

Duka yang teramat mendalam itu kini masih mendera dalam lubuk hatiku yang paling dalam, saat menyadari bahwa saat ini aku tengah kembali menyendiri, setelah setahun silam orang yang sangat mengasihi aku, orang yang sangat peduli padaku telah dipanggil oleh Allah.

Aku adalah seorang lelaki yang telah membina mahligai rumah tangga bersama seorang wanita sholehah sejak tahun 2004 silam, kuakui, memang pernikahan itu terjadi karena perjodohan yang diinginkan oleh Orang tua kami masing-masing, sebab orang tuaku dan orang tua maryam (Nama istriku,-samaran) adalah memiliki ikatan keluarga, ..

.. meskipun ikatan itu tidak terlalu dekat, akan tetapi masa kecil mereka hingga dewasa dan menikahnya hampir selalu bersama (Ayahku dan ayahnya maryam berteman sejak kecil) sehingga kesepakatan untuk menjodohkan kami selaku anak-anaknya tak bisa dielakkan lagi.

Jujur aku sendiri awalnya tidak begitu respek dengan perjodohan itu, dan ketidak respekan itu bukan tanpa alasan, betapa tidak, pertama usiaku dan maryam terpaut 4 tahun, saat menikah saat itu usia maryam memasuki 28 tahun sementara aku masih berusia 24 tahun. Yang kedua maryam memiliki latar belakang pemahaman agama yang sangat kuat, sementara aku mengenal islam hanya dari kulitnya saja (Islam KTP).

Maka dari perbedaan itulah membuat aku jadi tidak respek dengan rencana perjodohan itu, sementara kudengar dari beberapa teman kampusku yang mengenal organisasi dimana maryam bernaung, katanya hampir semua bahkan mungkin semua wanita seperti maryam yang taat dalam memegang syariat islam serta menggunakan jilbab syar’i memiliki impian bisa menikah dengan lelaki yang memiliki ketaatan yang sama seperti mereka, lelaki sholeh, berjenggot dengan celana diatas mata kaki.

Dan aku sendiri yakin saat perjodohan itu direncanakan, ada sejuta protes dihati maryam menyadari bahwa lelaki seperti akulah yang dijodohkan dengannya, tetapi kondisilah yang tidak membuatnya sanggup untuk melawan keinginan orang tuanya, apalagi aku juga sangat mengenal watak orang tua maryam yang keras.

Begitulah.., tak pernah terlintas dalam benak kami berdua bahwa justru berbagai perbedaan itu menyatukan kami berdua dalam sebuah ikatan pernikahan yang suci, dan setuju atau tidak, ikhlas atau tidak akhirnya tahun 2004 itulah awal kebersamaan kami menjalani biduk rumah tangga.

Usai pernikahan tersebut dilaksanakan, terasa ada banyak hal yang lain kurasakan, betapa tidak, aku lelaki yang tidak memiliki bekal pengetahuan agama lantas harus menikah dengan seorang gaids muslimah yang taat dan berjilbab lebar, banyak hal berkecamuk dalam benakku, haruskah aku hidup dalam bayang-bayang istriku dan turut ikut arus dengan kehidupannya yang kental dengan agama itu?, ..

.. atau sebaliknya haruskah aku memaksanya untuk ikut arus dengan kehidupanku yang santai dan apa adanya?, fikiran2 itulah mulai muncul dalam benakku diawal pernikahan kami, dan aku sendiri bingung mau dibawa kemana biduk rumah tangga kami yang dibangun dengan banyak perbedaan ini.

Jujur, sebenarnya aku melihat dan menyaksikan sendiri bahwa istriku adalah istri yang sangat baik, melayaniku sepenuh hati dalam segala hal, meskipun aku tahu mungkin tidak ada cinta dihatinya untukku, tetapi tak sedikitpun kata-kata protes keluar dari bibirnya.

Setiap hari aktifitas ibadahnyapun masih terus berlangsung tanpa sedikitpun mengusik ketenanganku, maksudku, tak sedikitpun dia mengoceh memintaku untuk sholat bila tiba waktu sholat, semuanya berlalu begitu saja. Demikian pula aku sering mendapatinya selalu eksis mendirikan sholat malam dan akupun tak pernah memprotesnya.

Waktu terus berlalu dan tanpa terasa pernikahan kami telah membuahkan hasil, dimana setahun setelahnya lahirlah bayi mungil hasil pernikahan kami, bayi laki-laki yang akhirnya kuberi nama frans meskipun ibunya cenderung memanggilnya ahmad, lucu memang, bila bayi itu berada ditanganku, maka aku memanggil dia dengan sebutan frans, biar keren dan ikut perkembangan zaman (Cara pandangku terhadap nama-nama anak dizaman modern ini), ..

.. sementara bila sikecil mungil itu berada dalam buaian maryam, maka namanya berubah menjadi ahmad, pernah bebrapa kali aku menegurnya :

‘Hei.., dizaman semodern ini koq masih pakai nama ahmad sih .. yang keren dikit dong, seperti nama yang sudah kukasi padanya “FRANS”, supaya gak malu-maluin .., zaman modern koq masih pakai nama ahmad, apa kata dunia …’ itulah celotehku setiap kali mendengar istriku memanggil frans sikecil jagoanku dengan sebutan ahmad. Tetapi tak ada sedikitpun maryam menanggapi celotehku, dan semua berlalu begitu saja.

Jujur ada satu hal yang paling membuat aku jengkel dari istriku, ditengah aktifitas kantorku yang padat, dari dulu sampai memasuki setahun pernikahan kami pasti setiap hari selasa dia selalu meminta diantarkan kerumah Gurunya (Murobbiyah-), katanya tarbiyah, ..

.. dan pasti setiap hari selasa itu pertengkaran pun sering terjadi, betapa tidak, aku yang sibuk dengan pekerjaan kantor harus menerima telepon dan sms darinya meminta diantarkan kerumah gurunya itu, dan kalau telepon dan sms2nya gak dibalas pasti akan disusul dengan telepon dan sms susulan “Abi, tolong antarkan ummi tarbiyah dong, tinggal sejam lagi tarbiyah akan dimulai” ..

.. begitu gambaran smsnya padaku menjelang waktu tarbiyahnya dimulai, dan selalu dikirimnya dengan sms susulan yang bunyinya tambah memelas penuh pengharapan, dan akhirnya membuatku mau tidak mau harus pulang kerumah dan mengantarnya ketempat tarbiyahnya, ..

.. pokoknya sejak saat itulah setiap hari selasa pasti masalah yang timbul itu2 saja, dan aku sangat jengkel sekali bila haru pulang rumah dari kantor hanya untuk mengantar dan menjemputnya lagi.

Jadinya sebelum mengantar dan menjemputnya pasti selalu diawali dengan pertengkaran kecil. aku sendiri sudah pernah memperingatnya untuk berhenti menekuni tarbiyahnya itu, tetapi disetiap permintaan itu kulontarkan, pasti air matanya akan mengucur deras sambil berujar ..

“abi, maafkan ummi, bukannya ummi tidak mentaati perintah abi, tapi ummi mohon jangan putuskan tarbiyah ummi, sebab bila itu terjadi, pasti hati ummi akan terasa gersang karenanya, sebab dari waktu sepekan, hanya ada satu hari ummi berkumpul dengan teman-teman ummi dan membicakan kondisi ummat saat ini serta hal-hal lain yang bisa membuat ummi merasa damai dalam menjalani hidup ini”

Hmm.., jujur mendengar permintaannya yang memelas itu sedikit membuatku tergugah dan sedikit penasara, apa sih tarbiyah itu?, koq istriku selalu memberi alasan bahwa hatinya akan selalu tenang dan damai kalau ikut tarbiyah, maksudnya apa sih, gak faham deh…’ ujarku dalam hati.

Dan hal lain yang membuatku tidak suka adalah panggilan sayangnya padaku “Abi”, huhhggg..apa gak ada panggilan yang lebih keren apa??, papi kek, kang mas kek, koq panggil Abi…, pernah beberapa kali saat tamuku dari kantor datang kerumah kupanggil dia dengan sebutan mami saat aku minta dibuatkan minuman, ..

.. tetapi malah di jawabnya iya abi, huuhhgg jengkelnya aku saat itu, entahlah, mungkin karena sudah terbiasa jadinya dia selalu keceplosan, padahal sudah ada kesepakatan sebelumnya bahwa panggilan abi dan ummi itu kuizinkan diberlakukan saat berdua saja, selebihnya harus komitmen dengan panggila papi dan mami, tetapi dasar dikarenakan apa, selalu saja dia lupa dengan kesepakatan itu.

Pendengar nurani yang baik ..

Kuakui bahwa istriku begitu baik padaku, bahkan dimataku hampir-hampir tak ada cacat dan celahnya kebaktiannya padaku, dari sisi biologis aku selalu dipenuhi, keperluan hariankupun tak sedikitpun terlalaikan olehnya, tetapi yang membuat aku sangat jengkel aktifitas dakwahnya masih terus jalan, bahkan teman-temannya selalu datang kerumah untuk menimba ilmu darinya, ..

.. katanya Mutarrobbinya, jujur aku sebenarnya gak masalah bila ada yang datang bertamu kerumah, tetapi kalau sudah ditentukan hari yang rutin kemudian dengan jumlah tamu yang berpakaian sama dengan jumlah yang tidak sedikit, apa nantinya tanggapan para tetangga, dan hal itupun menjadikan pertengkaran kecil diantara kami.

“Mi, aku malas jadi bahan omongan orang, katanya kita memelihara aliran sesatlah, aliran yang tidak jelaslah, bisa nggak sih untuk yang satu ini mami ikuti permintaan papi, tolong.., jangan bawa teman2 mami itu kerumah.., apalagi mereka ngumpul hampir setiap pekan sekali…” celotehku disuatu hari.

“Astagfirullah abi, mengapa abi mempersoalkan pandangan tetangga ketimbang pandangan Allah, insya Allah dalam rutinitas trabiyah ummi ini tidak sedikitpun kaitannya dengan aliran sesat atau apalah yang mereka tuduhkan, semua ini hanyalah pengajian biasa yang hanya memperdalam halafaln al-qur’an dan hadist dan mengevaluasi diri-diri kita melalui majelis ilmu seperti ini, tidak lebih abi..demi Allah…”

“Hahh.., pokoknya papi tidak setuju, apapun alasannya…, kalau mami mau menghidupkan majelis-majelis ilmu seperti yang mami bilang itu, maka silahkan cari tempat lain, jangan dirumah ini…” ujarku lagi

“Tapi abi.., kalau ummi mencari tempat lain itu artinya akan menjadi 2 hari dalam sepekan ummi keluar rumah, dan itu artinya akan menyita waktu abi untuk antar-jemput ummi, bukankah abi tida suka direpotkan..?, ummi mohon sama abi.., mohon diizinkan.., semoga dengan berlalunya waktu para tetangga perlahan-lahan akan faham, dan insya Allah ummi pula akan bersilaturahim kerumah ibu-ibu tetangga untuk bersosialisasi dengan mereka tentang hal ini, insya Allah mereka faham dan akan balik mendukung majelis ini, ummi hanya memohon dukungan abi..”

“hah..terserah mami saja deh..pokoknya papi tidak akan ikut campur bila ada para tetangga yang mengamuk gara-gara masalah ini.., dan kalaupun itu terjadi, silahkan mami sendiri yang berurusan dengan mereka..!!” celotehku sambil berlalu meninggalkan istriku yang tertunduk diam, kudengan suara paraunya berujar “Insya Allah abi..”

Perjalan waktu semakin membawa pernikahan kami pada usia yang lebih dewasa, dan Alhamdulillah ditahun ke 3 pernikahan kami, lahir lagi bayi mungil kecil dari rahim istriku, bayi mungil berjenis kelami perempuan itu kuberi nama Jesica (agar lebih keren), meskipun seperti halnya frans, istriku memberi nama lain jesica dengan panggilan fatimah, …. aduhh … kuno bangett .. ujarku dalam hati mendengar panggilan fatimah dari mulut istriku saat menggendong jesica.

Dan begitulah, terasa aneh memang, persatuan kami dalam sebuah ikatan pernikahan tidak lantas membuat kami bersatu dalam hal-hal yang prinsip, termasuk pada pemberian nama putra-putri kami, jadilah 2 nama sekaligus disandang oleh Putra-putri kami, FRANS dan JESICA sapaan akrabku untuk kedua permata hatiku, sementara AHMAD dan FATIMAH sapaan akrab ibunya untuk keduanya, ..

.. terasa aneh memang tetapi itulah yang telah terjadi dalam pernikahanku, tidak hanya itu saja, dalam panggilan aku dan istrikupun sering ada perbedaan yang kontras diantara kami, aku terbiasa menggunakaan sapaan PAPI dan MAMI untuk kami berdua, sementara istriku terbiasa dengan gelar ABI dan UMMI, pokoknya aneh banget kalau di bayangkan, tetapi itu realita.

Suatu hari terjadi pertengkaran hebat antara aku dan maryam, seperti biasa masalahnya adalah mengantarnya ketempat tarbiyahnya, saking jengkelnya karena sudah kuperingati agar berhenti dari aktifitas itu, akhirnya aku tidak menggubris permintaannya, kumarahi dia dengan kemarahan yang luar biasa marahnya menanggapi permintaan itu, bahkan kepadanya kulontarkan makian tak layak dilontarkan karena saking ngototnya istriku meminta diantarkan ketempat tarbiyahnya.

“Dasar istri durhaka, ditaruh dimana ilmu yang kau pelajari hah samapi-sampai begitu kerasnya membatah keinginan suami?, atau memang kau mau cari-cari alasan ya supaya papi murka dan naik pitam?, bukankah papi sudah ingatkan kalau masalah mengantar saja yang selalu jadi soal, maka berhenti…, apa susahnya sih?, tapi kalau mami mau ngotot ikut tarbiyah itu lagi, silahkan.., jalan sendiri dan pulang kerumah juga sendiri, amankan..?, ..

.. jujur sebenarnya papi dari dulu tidak rspek dengan aktifitasmu ini, tapi karena setiap kali kau memohon dengan tetesan air mata maka papipun mengizinkannya, tapi kalau begini caranya kayaknya papi sudah tidak respek lagi deh, jadi untuk kali ini mami dengarkan papi ‘TOLONG BERHENTI IKUT TARBIYAH itu, titik..!!!” ujarku dengan kemarahan yang sudah memuncak sampai keubunn, hingga akhirnya dia melontarkan kata-kata yang membuatku sedikit terdiam tak berkutik.

“Abi, andai tidak menjaga kehormatanku sebagai seorang istri yang tak pantas keluar rumah tanpa mahrom, maka mungkin ummi tidak akan pernah memelas seperti ini pada abi, dan mungkin ummi sudah keluyuran sendiri sesuka hati ummi layaknya wanita-wanita lain yang kelayapan sesuka hati mereka mesti tanpa sepengetahuan suami-suami mereka, ummi hanya ingin, agar kemurkaan Allah tidak menimpa ummi mana kala ummi harus bepergian tanpa mahrom, ..

.. padahal ummi telah memiliki mahrom, apalagi kantor abi sangat dekat dengan rumah kita dan waktu tarbiyah ummipun selama ini bertepatan dengan waktu istirahat kantor abi, apa ummi salah bila ummi meminta sedikit waktunya abi untuk sekedar mengantar ummi ketempat tarbiyah.

Maafkan ummi bila sudah membuat abi marah, hukum ummi bila salah..cambuk ummi bila ummi khilaf.., tapi sekali lagi semua ini ummi lakukan untuk menjaga kehormatan ummi sebagai seorang istri, terus terang ummi sering merasa cemburu dengan teman-teman tarbiyah ummi, ummi cemburu melihat keahagiaaan mereka yang begitu datang tarbiyah diantar oleh suami-suami mereka dengan penuh cinta, ..

.. dikecup keningnya sebelum mereka berpisah, dan dijemput lagi dengan penuh kesabaran meskipun suami-suami mereka jauh lebih sibuk dari abi.

Bahkan ummi sangat cemburu melihat salah seorang teman ummi yang rumahnya tidak jauh dari tempat tarbiyahnya, tetapi suaminya tak sedikitpun membiarkan istrinya keluar rumah tanpa didampinginya lalu ditinggalkalah pekerjaannya hanya untuk mengantar istrinya ketempat tarbiyah yang sebetulnya tak jauh dari rumahnya, sekali lagi maafkan ummi abi…” jawab istriku dengan deraian air mata, mendengar semua itu hatiku sedikit tersentuh, ada semacam keharuan mengalir dari dalam hatiku, akan tetapi buru-buru perasaan itu kutepis dan berlalu meninggalkannya.

Hingga suatu hari ketika usia pernikahan kami memasuki tahun ke lima, terjadi kejadian tragis pada istriku, sebuah kejadian yang membuat mata hatiku terbuka dan menyadari kekhilafanku selama ini, yah, suatu hari istriku meminta diantarkan tarbiyah dan dengan hati yang menggerutu aku mengantarnya ketempat tarbiyahnya, ..

.. tetapi sebelumnya aku sudah ingatkan dia agar setelahnya dia naik angkot sendiri untuk pulang kerumah, pada hari itu aku sebetulnya tidak sedang banyak kerjaan, bahkan saat itu aku sedang santai dirumah bersama kedua permata hatiku yang memang hari itu aku minta pada istriku untuk meninggalkan mereka dirumah bersama ibuku (nenek dari anak-anakku), hingga beberapa waktu kemudian datang sebuah sms di hpku, ..

.. ya, sebuah sms dari istriku yang berbunyi “Assalamu ‘alaikum, afwan abi, alhamdulillah ummi sudah selesai tarbiyah, bisa jemput ummi sekarang ??” begitulah isi sms dari istriku yang hanya kubaca saja lalu kuletakkan kembali hpku.

Beberapa menit kemudian masuk lagi sms darinya dengan bunyi “afwan abi, semua teman-teman ummi sudah dijemput suami-suaminya, tinggal ummi sendiri disini, tuan rumahnya mau keluar sekelurga (maksudnya murobbiyahnya sekeluarga), sementara waktu mau magrib, tolong jemput ummi ya..?” isi sms itu lagi, tapi lagi-lagi sms itu hanya kubaca dan kuletakkan kembali hpku di meja TV.

Beberapa kali kudengar hpku berdering dan aku berfikir bahwa itu telepon dari istriku, hingga sms terakhir darinya kembali masuk ke hpku “afwan abi, abi sakit ya, ya udah kalau gitu, ummi mohon izin naik angkot aja, doakan ummi semoga sampai dengan selamat kerumah ya, uhibbuka fillah” isi sms istriku yang ke tiga kalinya, hatiku lega saat membaca sms itu, dan itu artinya aku tak perlu lagi menjemputnya, aku sendiri berharap bahwa ini adalah awal yang baik baginya, supaya kedepannya dia bisa mandiri dan berangkat sendiri ke tempat tarbiyahnya sendiri.

Malam semakin larut namun istriku tak kunjung tiba kerumah, padahal prediksiku dua jam yang lalu seharunya dia tiba dirumah, tapi kok hingga 2 jam berlalu dia tak kunjung tiba, ada apa gerangan??, apa dia tidak tahu jalan pulang?, aduh gimana nih..? ujarku dalam cemas, beberapa kali aku hubungi nomor hpnya tapi tidak dijawab-jawab dan itu membuat aku lebih bertambah cemas, ..

.. ditambah lagi dengan frans yang mulai rewel karena mungkin rindu dengan ibunya, sebab memang hari ini adalah hari pertama ibunya tarbiyah tannpa mengajak frans dan jesica, ada apa dengan maryam ya.., ya Allah ada apa dengan istriku?, ujarku semakin cemas, dan entah mengapa malam itu perasaanku sedikit berbeda dari biasanya, aku merasakan seperti sangat mencinta istriku dan begitu takut kehilangannya, .. bahkan aku merasa bahwa hari itu entah mengapa rasa rinduku tiba-tiba mulai menyelinap dalam bathinku, ada apa ini.

Pendengar, hingga beberapa jam kemudian hpku berdering dan Alhamdulillah ternyata nomor istriku menelpon, hatiku sangat girang saat itu, dengan buru-buru kuangkat teleponnya
“hallo..,mami dimana..?, koq belum nyampe-nyamope?” tanyaku dengan nada cemas, tetapi alangkah kagetnya aku ketika kudengar bukan suaranya yang menjawab melainkan suara seorang wanita yang sangat asing ditelingaku.

“maaf pak, hp ini milik istri bapak ya?, begini pak, tadi sore sekita 3 jam yang lalu istri bapak mengalami kecelakaan, beliau di tabrak mobil saat keluar dari mesjid dan tubuhnya menghatam tembok pagar mesjid, …

.. sepertinya beliau lagi nunggu angkot dan singgah sebentar untuk sholat magrib dimesjid, mobil yang menabraknya sudah melarikan istri bapak kerumah sakit terdekat tetapi ditengah perjalanan karena banyaknya darah yang keluar istri bapak meninggal dunia, sekarang istri bapak di RS FULAN tepatnya dikamar jenazah, mohon bapak segera datang” jawab wanita itu terbata memberikan keterangan atas kondisi istriku, dengan sedikit gemetar seakan tak percaya tiba-tiba HP yang ada dalam genggamanku terlepas dan terjuntal kelantai.

Air mataku tiba-tiba turun dengan deras dari kelopak mataku, sedih.., menyesal atas semua tindakanku selama ini padanya, dan dengan masih perasaan tak percaya aku segera bergegas menuju RS yang telah ditunjukan padaku, bergegas aku kekamar zenajah mengikuti arahan salah seorang petugas jaga, ..

.. dan Subhanallah, kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri tubuh istriku yang terbaring kaku bersimbah darah, ditubuhnya masih lengkap dengan pakaian syar’i, menurut salah seorang wanita yang berdiri tak jauh dari ranjang dimana istriku dibaringkan (Wanita yg menelpon aku ddan mengabarkan istriku kecelakaan), menurutnya mereka dan tim medis sengaja tidak membuka pakaian yg dikenakan wanita itu atas permintaannya saat sekarat manakala dilarikan ke RS, ..

.. beliau meminta agar jangan sampai ada lelaki yang menyentuhnya dan membuka auratnya sampai keluarganya datang menjemputnya, wanita tersebut menuturkan dengan deraian air mata, menurutnya lagi saat sekarat taka ada sedikitpun tanda-tanda kesakitan pada wajah istriku, bahkan hingga nyawanya berpisah dari raganya.

Ya Allah, betapa mulianya hati istriku, hingga dalam keadaan sekaratpun dia masih meminta agar kehormatannya tetap dijaga, perlahan bayangan masa lalu kami kembali terpampang dalam benakku, betapa istriku takut bepergian sendiri tanpa ada mahrom, bahwa betapa kuatnya dia menjaga kehormatannya sebagai seorang muslimah, tetapi aku telah lalai dari menjaganya, ya Allah ampuni aku…, ampuni aku…, terlalu banyak dosa yang telah kuperbuat selama hidupku.

Hingga saat ini kesedihan itu masih terus menggerogoti perasaanku, meskipun sebuah kesyukuran sendiri buatku sebab setelahnya Hidayah itu menyapaku. Tetapi sungguh, hanya Allah yang tahu isi hati ini, bahwa hingga hari ini aku belum bisa melupakannya dan memafkan diriku sendiri, apalagi mengingat betapa mulianya hati istriku, jujur selama pernikahan kami, tak pernah satupun dia kuberikan uang gajiku, bahkan dia tidak tahu berapa penghasilanku setiap bulannya, ..

.. subhanallah, begitu sabarnya dia padaku, dan yang lebih membuatku sangat bersedih lagi adalah tak pernah satu kalipun selama pernikahan kami aku membelikannya pakaian yang syar’i, seingatku pakaian muslimah syar’i yang dipakainya selama menikah denganku adalah pakaian yang memang telah dimilikinya sebelum menikah denganku dan lagi-lagi dia tidak pernah mengeluh padaku, ..

.. kudapati pula jubah yang dipakainya saat kecelakaan itu telah sobek dibagian punggungnya, dan dari sobekan itu sudah ada jahitan2 sebelumnya yang telah lapuk, andai saja dia tidak memakai jilbab besar, mungkin sobekan itu akan terlihat jelas. dan hal lain yang membuat aku semakin pilu adalah dokter memberikan keterangan bahwa ada janin yang diperkirakan berusia 6 pekan dalam kandungan istriku, Yaa Allah ampuni aku…ampuni aku ya Allah..kasihan istriku..betapa sabarnya dia menghadapiku selama ini.

Pendengar Nurani yang baik ..

Alhamdulillah saat ini aku telah aktif tarbiyah, andai istriku masih ada, pasti dia akan bahagia melihat aku saat ini yang Alhamdulillah telah tersentuh oleh hidayah-Nya, tetapi sayang dia telah tiada, yang tersisa hanyalah kenangannya dan juga Ahmad dan Fatimah.

Duhai mujahidahku tersayang, maafkan abi yang telah melalaikanmu..

Abi tahu berlarut-larut dalam kesedihan ini tak baik.., tetapi kesedihan ini entah mengapa tak pernah lekang dari perasaan abi..
Abi janji pada ummi, akan menjaga Ahmad dan Fatimah, mujahid dan mujahidah kita tercinta…, insya allah mereka akan tumbuh dengan akhlak seperti umminya atau mungkin lebih dari abi dan umminya..

Selamat jalan wahai mujahidahku tersayang, semoga Allah menerima semua amal ibadahmu dan menempatkanmu dijannah-Nya yang tertinggi … Aamiin …

demikian dari saya setiap kesalahan datang dari saya untuk itu saya mohon maaf dan setiap kebenaran hanya milik ALLAH SWT.


BACA ARTIKEL TERBAIK LAINYA 
BACA DISINI

(♥ Subhanallah || Semoga Bermanfaat & Silahkan Di Share ♥)

Wallahu a’lam bish Shawwab,
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....

KISAH MENOLAK BERZINAH DENGAN WANITA CANTIK


KISAH MENOLAK BERZINAH DENGAN WANITA CANTIK

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Namanya Sulaiman bin Yasar. Pemuda tampan dan gagah dari Madinah ini hendak menunaikan ibadah haji bersama seorang teman. Ketika keduanya sampai di batas Madinah, temannya pergi ke pasar untuk membeli beberapa keperluan. Jadilah Sulaiman sendirian di dalam kemah.

Mengetahui Sulaiman tengah sendirian, seorang gadis bercadar menghampirinya. Di depan Sulaiman, gadis itu melepas cadarnya dan terlihatlah wajahnya yang cantik jelita.

“Sambutlah diriku ...” kata gadis cantik itu.

Sulaiman mengambilkan sisa bekalnya dan memberikannya kepada gadis itu. Ia mengira sang gadis meminta makanan.

“Aku tidak menginginkan ini. Yang aku inginkan adalah dirimu,” kata gadis itu mempertegas rayuannya.

Sulaiman terkejut mengetahui maksud gadis itu. Ia segera meletakkan kepalanya di kedua lututnya sambil menangis tersedu-sedu. Sulaiman terus menangis.

Melihat sikap Sulaiman, gadis itu akhirnya kembali mengenakan cadarnya. Ia kemudian meninggalkan Sulaiman yang masih menangis sesenggukan.

“Hei, mengapa engkau menangis wahai Sulaiman?” kata temannya yang tiba di kemah, tak lama setelah gadis itu pergi.

Sulaiman pun berhenti menangis dan menceritakan apa yang baru saja terjadi. Kini, ganti teman Sulaiman yang menangis.

“Mengapa engkau menangis?” tanya Sulaiman.

“Aku lebih berhak menangis daripada dirimu. Sebab aku takut jika aku menjadi dirimu lalu aku tidak bisa kuat bersabar seperti dirimu.”

Ketika sampai di Mekkah, Sulaiman melakukan thawaf, sa’i, kemudian menuju Hijir Ismail. Di sana ia tertidur. Dalam tidurnya Sulaiman didatangi seorang laki-laki yang sangat tampan dan berbau sangat harum.

“Semoga Allah memberikan rahmat kepadamu. Siapakah engkau?” tanya Sulaiman.

“Aku adalah Yusuf.”

“Yusuf, Nabi Allah?” tanya Sulaiman hampir tak percaya, bercampur bahagia.

“Benar.”

“Aku mengalami peristiwa seperti yang engkau alami bersama putri yang cantik jelita,” kata Sulaiman.

“Peristiwa yang terjadi antara dirimu dengan temanmu sungguh sangat mengagumkan,” puji Nabi Yusuf.

[Sumber: Qashashush Shaalihiin, karya Guru Besar Universitas Al Azhar Dr Mustafa Murad]

Subhanallah....

Jumat, 07 Maret 2014

Cerpen Percakapan Suami Istri

Cerpen Percakapan Suami Istri

 suami: bunda, tau ga knpa pagi ini udara terasa lebih dingin dari biasanya?
istri: ga tau yah, emang knp yah?
suami: karena pagi msh memberi kesempatan ayah untuk memeluk bunda agar slalu hangat hatinya 

suami: aduh aku telat ke kantor nih bun…
istri: gpp sayang.. yg penting ayah ga pnah trlambat mencintai bunda ^^
istri: so sweet yah..love you..

10 Desember 

istri: ayah.. ayah kok koneksi internet putus-putus sih, apa server nya ge down ya?
suami: hmm iya kali,, tp yg ayah tau, koneksi cinta bunda ke ayah ga pernah putus, karena server hati ayah hanya untuk bunda saja..
istri: hoek.. kok mual ya yah.. (dasar gombal)
suami: hmm.. kecilin bandwidth nya ya.. atau pasang switch aja.. xxjxixixixi..
istri: awas aja lo mau ngebagi koneksi ke client yg lain!!!

11 Desember 

ayah: hmm pagi2 gini nyalain server butut, susah amat ya, apa gara2 smalem down ya..perlu ditendang nih..
bunda: sabar ayah.. jgn pke kekerasan, cukup satu kecupan hangat dari bunda, server papa langsung aktif dan siap merespon request cinta dari bunda kan..
ayah: hehehe (haduh..=tanggal 1 msh lama ya)

12 Desember 

suami: bunda.. ni kopi kok manis banget ya..

istri: ah masa si yah? perasaan bunda ga kasih gula berlebihan deh..
ayah: iya nih, krn bunda buat nya pake cinta..
istri: ih ayah, genit nih..

suami: bunda.. Ternyata bapakmu hacker ya?
istri: lo kok ayah tau?
suami: iya, krn virus cintamu berulang kali, menembus firewall di hatiku..
istri: hoek.. Bunda tiba2 mual lagi ya..

13 Desember
suami: bunda bunda,, udah pernah denger core i5?
istri: udah yaah, itu kan processor generasi trbaru dari intel yg canggih dan cepat dlm proses pengolahan data kan? emang knp yah?
suami: tau ga, ternyata ada yg lebih canggih dan cepat dari itu..
istri: apa yah?
suami: hati ayah,. hati ayah sangat cepat dlm merespon cinta dari bunda,
istri: ah ayah nih..

BACA ARTIKEL TERBAIK LAINYA 
BACA DISINI

Cerpen Cinta Dalam Pernikahan

Cerpen Cinta Dalam Pernikahan

Saat kau goreskan luka dan kecewa
biarlah
kutulis pada hamparan pasir
dan
luka dan kecewa itu sirna
ditelan ombak kecintaanku pada-Nya
Saat kau beri aku bahagia
izinkanlah
kuukir pada batu karang
dan bila
ombak kehidupan garang menerjang
karang itu
tetap kokoh
dalam naungan cinta-Nya
Dulu, ketika saya memutuskan untuk menikah, yang terbayang di benak saya adalah semua yang indah-indah. Betapa tidak, seumur hidup akan saya habiskan bersama orang yang saya cintai.
Berbunga-bungalah hati ini saat sang pujaan hati datang pada ayah bunda, bermaksud melamar, menjadikan saya sebagai istrinya. Dan hari pernikahan itupun tiba, sungguh hari terindah…
Bagaikan kisah dongeng “Cinderella”, hari itu sayalah si gadis jelita yang dinikahi sang pangeran tampan, akan diboyong menuju istananya and they lived happily ever after…begitulah akhir kisah dongeng “Cinderella”.
Bagaimana dengansaya? Setelah resmi menjadi pasangan suami istri, setelah melewati hari-hari bersamanya, ohh ternyata… tersadarlah saya, kalau saya dan suami sangat jauh berbeda.
Perbedaan itu bagaikan bumi dengan langit! Saya yang suka becerita, suami yang tidak suka mendengar cerita … Saya yang suka bertemu orang banyak, suami yang tidak suka keramaian… Saya yang sensitif, suami yang bicara ceplas-ceplos…
Hari demi hari berlalu, tahunpun berganti. Telah hampir sepuluh tahun kami kayuh biduk rumah tangga ini. Biduk rumah tangga yang penuh nuansa. Suka, tawa, bahagia, duka, dan lara ada di sana.
Batin ini kemudian bertanya… Setelah sepuluh tahun berlalu, masih adakah cinta tersisa? Kemana gerangan perginya getaran cinta itu? Yaa Allah… saya tak mau cinta itu hilang, jangan sampai cinta menjadi redup dan kemudian mati. Saya harus menghidupkan kembali cinta diantara kami…
Saya sadar, manusia tidak ada yang sempurna, begitu juga saya dengan segala ketidaksempurnaan saya. Sia-sia mencari pasangan yang sempurna, karena tak kan pernah ada, karena hanya Allahlah yang Maha Sempurna.
Setiap manusiapun unik dengan karakter yang dimilikinya. Ini membuktikan bahwa Allah Maha Kaya. Allah yang sanggup memberikan karakter yang berbeda-beda pada setiap hamba-Nya. Subhanallah…
Perbedaan yang ada bukanlah menjadi jarak yang memisahkan kami, melainkan untuk saling melengkapi. Seperti saling melengkapinya bumi dan langit.
Saya menikmati hidup berumah tangga dengan segala nuansanya. Berumah tangga adalah perjuangan. Saya harus pandai mengelola hati, saat hati ini luka dan kecewa, saya maafkan suami. Karena saya melihat kesungguhannya memperbaiki kesalahannya. Karena luka bagaikan beban berat di punggung kita.
Maukah saya berjalan dengan terus membawa beban berat di punggung? Dan tentang cinta… Cinta dalam rumah tangga ternyata lebih luas, bukanlah cinta sesaat yang menggetarkan… jauh lebih indah, lebih dewasa, berwujud rasa kasih sayang kepada pasangan kita.
Dan kutemukan kembali cinta itu, tak pernah hilang, semakin berkilauan…
Saat saya menatapnya, tertidur dalam lelahnya… Dialah lelaki yang telah bekerja keras untuk saya, rela bekerja siang malam, berpeluh keringat…Seumur hidupnya dihabiskan untuk bekerja.
Semua itu untuk saya! Menafkahi saya, menafkahi kedua anak kami. Satu tujuannya, membahagiakan kami. Dia teristimewa dipilihkan Allah untuk saya… Yaa Allah… segala puji dan syukur kupanjatkan kepada Engkau…
Duhai suamiku… Engkaulah Langit bagiku. Engkau senantiasa menaungiku, memberi kehangatan sang mentari, melindungi dengan awan putih nan lembut, mencurahkan air sejuk di kala dahaga, melukiskan semburat warna pelangi… Saat mentari tenggelam, kau beri aku rembulan dan taburan bintang, hanya untukku…
Duhai Suamiku… berpijaklah engkau kepadaku sebagai Bumimu, kan kuberi Engkau cinta, cinta yang tak mengenal lelah, untuk selamanya.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Q.S Ar Rum: 2)
Wallahu’alam bishshowaab.
oleh : Silvani
sumber :http://intankurnia.wordpress.com/2011/04/04/kumpulan-cerita-cinta-romantis-islami-kisah-sumber-cinta-romantis-islami-cerpen-penuh-cinta-romantis-islami/

Rabu, 05 Maret 2014

Nasehat Habib Syekh aa

Nasehat Habib Syekh aa

"Ku minta setangkai bunga segar, Allah memberiku kaktus berduri. 
Ku minta binatang mungil nan cantik, Allah memberiku ulat berbulu".
Aku sangat sedih.. mengapa yang ku harap, bertentangan dengan apa yang ku dapat. Namun kemudian... 
Kaktus itu berbunga sangat indah, Ulat itupun berubah menjadi kupu kupu yang amat cantik. 
Itulah jalan Allah 'INDAH PADA WAKTUNYA'.

Minggu, 02 Maret 2014

Kebiasaan Buruk Wanita

Kebiasaan Buruk Wanita

Khaizaran adalah seorang budak wanita yang dibeli oleh Khalifah al-Mahdi dari Nukhas. Khalifah lalu memerdekakan, menikahi, memuliakannya, dan meresmikan untuk kedua orangtuanya gelar kehormatan. Namun ketika dia marah, dia berkata kepada Khalifah, "Aku tidak pernah menyaksikan kebaikan sedikit pun pd dirimu."

Al-Barmakiyyah juga seorang budak wanita. Raja Maroko Al-Mu'tamad bin Ibad membelinya. Kemudian dia membebaskan dan menjadikannya sebagai permaisuri. Ketika dia melihat budak-budak wanita bermain di tanah, dia teringat masa lalunya, sehingga dia pun tertarik untuk bermain dengan tanah bersama mereka. Maka Raja memerintahkan untuk menghamparkan bahan wewangian yang tak terhingga menyerupai tanah, sehingga dia dapat bermain dan bersenang2. Namun ketika dia marah suatu hari, dia berkata pada raja, "Aku tidak pernah menyaksikan kebaikan sedikitpun pada dirimu."

Beruntung Raja hanya tersenyum dan menyindirnya: 'Kanda tidak pernah berbuat baik, walaupun di hari tanah, kan?" Permaisurinya pun tersipu malu.

Memang sudah merupakan tabiat wanita --kecuali sebagian dari mereka-- melupakan segala kebaikan, ketika suami atau orang lain melakukan kelalaian dan kesalahan kepadanya. Dalam hadis Rasulullah SAW, yang mulia disebutkan: "Wahai para wanita, perbanyaklah bersedekah, karena sesungguhnya aku melihat kebanyakan kalian adalah penghuni neraka." Mereka bertanya, "Kenapa wahai Rasulullah?" Rasulullah SAW, bersabda, "Kalian terlalu tergesa2 melaknat, banyak mencerca, dan tidak berterima-kasih terhadap suami."

Rasulullah Saw bersabda, "Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita, karena mereka tidak berterima-kasih terhadap suami, tidak berterima kasih terhadap perbuatan baiknya. Bila kamu berbuat baik kepada salah seorang dr mereka sepanjang tahun kemudian dia melihat kesalahan sedikit pada dirimu dan dia akan berkata, "Aku tidak pernah menyaksikan kebaikan sedikitpun pd dirimu." (HR Bukhari).

Jadi, apabila seseorang telah mengenal tabiat wanita, maka dia tidak akan marah, sedih, dan naik pitam karena mereka mengingkari kebaikannya.

**Catatan tambahan: Jika kalian wanita dan kesulitan memahami naskah ini (atau malah tdk terima), maka saya hanya ingin bilang: kalian harusnya bahagia sekali, dalam agama kita, bahkan Nabi sendiri merasa perlu mewasiatkan nasehat ini, agar jauh2 hari wanita2 muslim paham dan bergegas menjaga diri dari tabiat buruk tsb. Sebuah peringatan (yg keras sekalipun), bukan berarti otomatis marah, benci, dan sejenisnya, itu justeru simbol kasih sayang. Agama ini indah sekali memperlakukan wanita, bahkan ada surah khusus yg diberi nama An Nisaa dalam kitab suci. Dan buat cowok2, nasehat ini juga relevan, kita telah dibantu agar bisa memahami wanita.


darwis tere liye